TIMESINDONESIA, PAMEKASAN – DPRD Pamekasan, Jawa Timur, menyoroti lambannya kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan dalam menangani Demam Berdarah Dingue (DBD) hingga menyebabkan satu balita meninggal.
Apik, Ketua Komisi I DPRD Pamekasan mengatakan, seharusnya Dinkes Pamekasan lebih awal melakukan antisipasi sebelum ada korban meninggal atau sebelum ada penderita. Sehingga kemungkinan adanya penderita DBD bisa diminimalisir lebih dini.
“Kinerja Dinkes Pamekasan masih kurang maksimal. Seharusnya ketika sudah musim hujan tiba, antisipasi sudah dilakukan,” terangnya, Rabu (13/1/2016).
Politisi Partai NasDem ini menambahkan, agar Dinkes bisa bergerak cepat untuk menangani DBD, harus cepat membelanjakan anggaran pengadaan alat pengasapan (fogging) yang jumlahya mencapai 10 unit. Dengan adanya tambahan alat fogging tersebut, tidak ada lasan lagi untuk lamban menangani DBD.
“Saya minta agar cepat dibelanjakan anggaran yang ada. Jika tidak di awal tahun, maka percuma tidak bisa digunakan. Sebab saat ini musim hujan sedang berlangsung dan penyebaran DBD akan cepat,” ujarnya.
Alat fogging yang ada saat ini di Dinkes Pamekasan, jumlahnya mencapai 7 unit. Jumlah tersebut masih dianggap kurang oleh Dinkes Pamekasan.
“Alat fogging yang baru nanti bisa ditempatkan di seluruh Puskesmas yang ada di Pamekasan sehingga ketika ada keluhan dari masayarakat, tidak harus menunggu dari Dinkes Pamekasan,” ungkapnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Publisher | : Ahmad Sukmana |