Inilah Cikal Bakal Pesantren Lansia di Kota Kediri

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Pesantren untuk anak-anak sudah cukup lazim terdengar karena memang jumlah lembaga seperti ini cukup banyak. Namun jika Pesantren Lansia, tentu masih jarang ada. Sedikit dari pesantren yang dikhususkan untuk para orang lanjut usia itu salah satunya ada di Kota Kediri, Jawa Timur.
Tepatnya di Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren. Pantauan Kediri Times, bangunan pondok itu cukup megah.
Advertisement
Terdiri dari gedung dua lantai dengan cat dominasi warna hijau. Pada bagian atas bangunan tertulis Gedung Pondok Lanjut Usia.
Bangunan itu berdiri kokoh bersebelahan dengan sebuah musalla. Dua bangunan itu cukup mencolok karena termasuk paling besar dibanding bangunan lain yang ada di sekitarnya.
Terlihat bangunan itu menjadi dasar dari sebuah komplek yang terintergasi. Pondok itu berada dibawah naungan Yayasan An-Nuur.
Yayasan ini sudah cukup punya nama. Selain membawahi pondok lansia, juga mempunyai panti asuhan serta bidang usaha untuk menunjang operasional yayasan.
Hanim Nadlifa, salah seorang pengurus panti, pihak yayasan juga sudah berkomitmen dengan beragam lembaga baik swasta maupun pemerintah untuk membantu operasional pondok lansia itu.
Sebab, selain kegiatan utama berupa materi keagamaan yang akan diurus oleh pihak pondok dan relawan, juga akan ada kegiatan lain untuk mengisi waktu, semisal membuat kerajinan tangan.
"Kegiatan penunjang akan bekerjasama dengan institusi lainnya, seperti Disperindag Kota Kediri," ujar Hanim Nadlifa, saat ditemui Selasa (12/1/2016).
Namun demikian, pondok itu belum sepenuhnya beroperasi. Tidak nampak satupun penghuni yang tinggal di dalam pesantren ini.
Menurut Nadlifa, belum beroperasinya pondok karena baru selesai dibangun dan peresmiannya baru dilakukan Oktober 2015 lalu oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Syaefullah Yusuf.
"Selain itu juga masih mencari pengasuh yang tepat, untuk mengurus penghuni," ungkap Nadlifa.
Untuk calon penghuni pondok itu, pihak yayasan juga baru membuka pendaftaran pada Januari 2016 ini. Sudah banyak calon penghuni yang mendaftar. Namun tidak semuanya diterima karena ada kriteria tertentu seperti harus sehat.
"Untuk awal-awal kami hanya menerima kriteria sehat jasmani dan rohani dulu mengingat sarana pendukung belum sepenuhnya lengkap, misalnya belum ada klinik," imbuhnya.
Selain lansia yang akan menjadi penghuni pondok, yayasan juga mempunyai lansia binaan, yang sudah lebih dulu ada. Jumlahnya mencapai 192 lansia. Selama ini mereka aktif mengikuti pengajian rutin.
"Memang polanya ada dua, yaitu lansia yang 100 persen tinggal di pondok dan lansia yang tinggal di rumah tapi rutin ikut kegiatan." Pungkas Nadlifa. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |