
TIMESINDONESIA, BANYUMAS – Bagi generasi yang lahir di tahun 2000an mungkin sudah tidak banyak yang mengenal atau melihat pertujukan lengger dalam berbagai kegiatan di desa-desa Banyumas. Untuk menyegarkan ingatan BANYUMASTIMES mencoba menelusuri singkat dari situs wikipedia.
Lengger atau disebut juga ronggeng adalah kesenian asli Banyumas berupa tari tradisional yang dimainkan oleh 2 sampai 4 orang serupa wanita yang didandani dengan pakaian khas.
Advertisement
Kesenian lengger Banyumasan ini diiringi oleh musik calung, gamelan yang terbuat dari bambu. Nama tarian ini pernah disebut dalam novel trilogi Ronggeng dukuh Paruk karya sastrawan Ahmad Tohari.
Untuk dandanan rambut dibuat model kode yang dihias dengan bunga melati dan kanthil dan beberapa hiasan berwarna perak atau emas di ujung atas yang akan ikut bergoyang seiring gerakan sang lenger.
Tubuh sang penari lengger dibalut dengan kemben yang terbuat dari jarit (kain batik) dan stagen dibagian tinggang serta dilengkapi pula dengan sampur (selendang yang dipakai lengger untuk menari).
Sampur biasanya digunakan penari lengger untuk menarik salah seorang penonton. Penonton yang mendapat kalungan sampur ini mendapat kesempatan untuk menari bersama sang penari lengger.
Gerakan tari lengger didominasi oleh gerakan pinggul sehingga terlihat menggemaskan mengikuti irama khas Banyumas yang lincah dan dinamis.
Kesenian lengger Banyumas ini diiringi oleh music gamelan tradisional yang disebut dengan calung. Alat musik utama gamelan calung terbuat dari bambu wulung (ungu kehitaman), kenong, gambang, gong, kedang dan beberapa alat musik tradisional lainnya.
Sementara sinden yang bertugas sebagai penyanyi menyanyi lagu dengan merdu dari sisi dimana gamelan ditempatkan.
Saat ini pertunjukkan lengger Banyumasan sudah jarang dijumpai. Bahkan beberapa agen wisata membuat sebuah trip tema budaya Mencari jejak lengger terakhir.
Untuk waktu-waktu tertentu lokawisata Baturradenmasih menggelar pertunjukan tari lengger. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Ahmad Sukmana |