Merasa Dirugikan Karena FMD, Yayasan Inggil Angkat Bicara

TIMESINDONESIA, MALANG – Yayasan Inggil sebagai pemegang hak cipta perayaan Malang Kembali Festival Malang Tempo Doeloe (MTD) akhirnya angkat bicara terkait banyaknya protes dari masyarakat atas digelarnya Festival Malang Doeloe (FMD) selama dua hari ini.
Yayasan Inggil menyatakan tidak bertanggung jawab atas kekecewaan yang dirasakan masyarakat, karena pergelaran FMD tidak sesuai dengan esensi seharusnya.
Advertisement
Ketua Yayasan Inggil, Dwi Cahyono mengungkapkan, pihaknya sama sekali tidak terlibat dalam event FMD yang di gelar di Jalan Simpang Ijen, sejak Minggu (7/2/2016) hingga Senin (8/2/2016). "Jangankan terlibat, penyelenggaranya saja sampai saat ini kami tidak tahu," tegas Cahyono.
Lebih lanjut, Cahyono menjelaskan penyelenggaraan event MTD dari Yayasan Inggil, selalu didahului kajian ilmiah. Dimana konsep penyelenggaraan dipersiapkan sejak satu tahun sebelum acara digelar. Tujuannya, agar konsep even matang dengan menghidupkan nuansa tempo doeloe.
Tak hanya itu, pergelaran MTD sebelumnya selalu ditutup dengan seminar internasional yang membahas budaya dan implikasinya terhadap masyarakat.
"Dari konsep hingga diadakannya seminar guna untuk diterapkan di dunia pendidikan dan dapat langsung berdampak pada masyarakat," ujar Cahyono, Senin (8/2/2016) malam.
Dari penjelasan tersebut, maka jelas, FMD bukan diselenggarakan oleh Yayasan Inggil. Mengingat konsep event FMD justru layaknya pasar malam dan tidak menunjukan nuansa Malang Doeloe. Sangat berbeda dengan pergelaran MTD pada tahun 2006 - 2012 lalu.
"Saya menegaskan kembali, bahwa Yayasan Inggil bukan pelaksana FMD, maka dari itu kami tidak bertanggung jawab atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat terhadap acara tersebut," tutupnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Sumber | : = |