Peristiwa

Makam Tempat Sembunyi Teroris Ternyata Pengikut Ajisaka

Rabu, 02 Maret 2016 - 02:22 | 517.31k
Makam Mbah Setyo yang berada di sebelah barat bangunan pendapa komplek makam keramat di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak (Foto: Ferry/malangTIMES)
Makam Mbah Setyo yang berada di sebelah barat bangunan pendapa komplek makam keramat di Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak (Foto: Ferry/malangTIMES)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Keberadaan makam keramat yang dikenal sebagai persemayaman terakhir Mbah Setyo dan Mbah Setuhu, mendadak terkenal. Tak banyak yang tahu, kecuali orang-orang tertentu yang mengenal dua sosok di bawah pusara di kaki Gunung Semeru ini.

Warga sekitar dan para peziarah menyakini bahwa Mbah Setyo dan Mbah Setuhu adalah tokoh legenda yang keduanya merupakan pengikut Ajisaka. Konon, kematian keduabpengikutnya inilah yang menginspirasi lahirnya aksara Jawa, Hanacaraka.

Advertisement

Berada di Dusun Kramat, Desa Patokpicis, Kecamatan Wajak, kompleks makam Setyo Setuhu berada jdi lereng Gunung Semeru. Lokasinya juga jauh dari permukiman penduduk. Hanya ada beberapa rumah tak jauh dari makam.

Menurut informasi dari Seleman, Kepala Desa (Kades) Patokpicis, hanya terdapat 25 KK di Dusun Kramat. Pantauan di lokasi, tampak beberapa rumah yang berada di luar kompleks makam.

Seleman menuturkan, cerita yang diketahui masyarakat setempat secara turun temurun bahwa Setyo dan Setuhu merupakan sosok yang memiliki kesaktian tinggi. Keduanya bertarung berebut pusaka hingga akhirnya sama-sama mati di lokasi yang kini menjadi makamnya.

Perebutan pusaka milik Ajisaka ini lantaran keduanya sama sama memegang teguh perintah sang Ajisaka. Karena kesetiaan dan kepatuhan terhadap Ajisaka pula mereka meninggal.

Pada malam Jumat legi, makam Setyo Setuhu banyak dikunjungi para peziarah untuk melaksanakan aktivitas spiritual.

Setiap akan melaksanakan tradisi "Upacada Karo" warga dari Ngadas dan pegunungan Tengger terlebih dulu mendatangi makam Setyo Setuhu. 

Di kompleks makam Setyo Setuhu terdapat lima bangunan utama yang terbangun sederhana. Dua bangunan merupakan makam dari Mbah Setyo dan Setuhu.

Lokasi makamnya juga terpisah dengan dua bangunan lainnya menjadi tempat untuk beristirahat, tertutup dan terbuka. Sedangkan satu bangunan lagi, kata Seleman, merupakan tempat dikuburkan barang-barang yang tidak diketahui isinya.

‎Banyaknya pengunjung Makam Setyo Setuhu untuk berziarah, membuat tempat ini menjadi objek wisata religi. Pihak pemerintahan desa menyediakan buku tamu bagi para pengunjung makam.

"Kami membatasi para pengunjung yang menginap hanya tiga hari. Lebih dari itu, akan kita periksa," ujarnya.

Pasca penangkapan dua terduga teroris, pihak Pemdes Patokpicis akan mengawasi lebih ketat para peziarah yang berkunjung di makam. 

Seperti diberitakan, KW (43), warga Taman, Madiun, Jawa Timur dan S (25), warga Palopo, Makasar, Sulawesi Selatan ditangkap tim Densus 88 pada Senin (29/1/2016) kemarin pagi. Mereka ditangkap terkait tindak pidana terorisme. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Publisher : Rochmat Shobirin
Sumber : =

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES