
TIMESINDONESIA, SIDOARJO – Pihak Lapindo Brantas inc akui adanya dugaan kebocoran gas yang memunculkan bubble atau gelembung gas yang keluar di area dapur belakang rumah milik Supriono warga RT 3 RW 2 Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin. Akibat gas ini, dapur rumah Supriono sempat terbakar.
Gelembung yang muncul tersebut, diduga keras dari pipa gas produksi yang menyalur ke plant sumur produksi Tanggulangin 1 (TGA1) ke TGA 2 sebelum kemudian dialirkan ke pipa induk di TGA 3.
Advertisement
"Kran pipa utama yang menyalurkan gas, sudah kami tutup, Hal ini kita lakukan agar gelembung gas tidak keluar lagi," ujar Vice Presiden Public Relation Lapindo Brantas Inc, Hesti Armiwulan saat dihubungi wartawan, Sabtu (13/3/2016).
Lebih jauh, Hesti mengaku belum bisa memastikan penyebab kebocoran pipa gas tersebut.
"Saya minta rekan wartawan bersabar. Kami akan segara meminta tim produksi mencari tahu apa penyebab kebocoran ini dan kita juga menunggu hasil pemeriksaan dari Polres Sidoarjo," kata Hesti.
Hesti lebih lanjut mengatakan, peristiwa ini merupakan musibah. "Sekali lagi ini musibah bagi Lapindo. Kami juga prihatin terhadap warga yang rumahnya terbakar itu dan kita akan bertanggung jawab." paparnya.
Saat ditanya apakah langkah pihak Lapindo Brantas inc untuk mengusut dan penanganan pipa gas yang bocor itu, Hesti menegaskan harus dilakukan penggalian di kedalaman pipa sedalam dua meter untuk mengetahui pipa mana yang bocor.
Hanya saja hal itu belum bisa dilakukan kaena dilokasi sudah dipasang garis pembatas polisi (police line)
"Intinya kami menghargai wilayah kerja kepolisian yang melakukan penyelidikan di TKP itu. Dan saya minta semua pihak menghargai penyelidikan yang di lakukan pihak Polres Sidoarjo,"Tegasnya.
Saat ditanya mengenai munculnya api dan membakar rumah belakang warga itu, Hesti tidak bersedia menjelaskan karena sudah menjadi kewenangan polisi yang sedang melakukan penyelidikan.
Namun menurut Hesti, gas alam yang menyalur di pipa LBI berdiamter 6 inci, beratnya lebih ringan dibanding dari udara. Ketika muncul dipermukaan, lansung hilang. "Kan beda dengan gas elpiji, saat terjadinya kebocoran, cenderung ke bawah karena lebih berat dari udara" pungkasnya.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |