Lebih Dekat Dengan Memet, Pelawak Osing Banyuwangi

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Siang itu, Memet, yang masih mengenakan sarung dan kaos oblong tergopoh-gopoh membuka pintu setelah mendengar suara ucapan salam dari luar rumahnya.
Spontan Pelawak Osing Banyuwangi itu melempar senyum meski dari raut wajahnya seperti muncul rasa penasaran karena tak mengenal siapa tamu yang datang.
Advertisement
"Monggo-monggo melebet (silahkan masuk)," ajak memet Kepada TIMES Indonesia, Minggu, (16/4/2017)
Setelah memperkenalkan diri dan menyeruput wedang kopi, obrolan santai pun dimulai. Pertanyaan tentang karier sebagai pengocok perut langsung dijawab oleh Memet. Dan cerita tentang perjalanan menjadi pelawak tenar dimulai.
"Saya dahulu pernah menjadi kuli proyek di Jakarta. Namun terpaksa pulang saat terjadi kerusuhan tahun 1998," jelas pria kelahiran bulan Juli 1969 itu.
Setelah pulang ke Banyuwangi, Memet mulai mengawali karir dengan bergabung di grup kesenian Janger setelah diajak Bodos, pelawak senior asal Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari.
Sejak itulah Memet mulai sering diberi kesempatan untuk tampil menjadi pelawak janger mendampingi Bodos bersama rekan-rekan pelawak yang lain.
Kehadiran Memet sebagai pelawak pendatang baru ternyata banyak yang suka. Setiap ada pertunjukan Janger dengan Lawak Bodos dan Memet bisa dipastikan pengunjung akan berjubel.
Karir gemilang pria dengan 4 orang anak itu terjadi pada tahun 2004. Bersama Bodos dan Ganjur, Memet berhasil menelurkan album Pelawak Osing (Pelos) 1.
Album Pelos 1 sukses terjual hingga ribuan keping. Imbas dari album itu, popularitas Memet, Bodos, dan Ganjur terus meningkat. Tak hanya itu, hampir seluruh masyarakat Banyuwangi mulai anak-anak hingga orang tua terkesan dengan kelucuan mereka.
Salah satu kiat mempertahankan popularitas adalah menjaga kualitas penampilan. Menurut Memet, alur cerita lawak harus jelas, namun perilaku penampil harus sulit ditebak penonton.
"Kalau kelucuan itu dibuat-buat malah kurang bagus, jadi harus spontanitas," jelas pria yang beralamat di Dusun Gumukagung, Desa Watukebo, Kecamatan Blimbingsari itu.
Popularitas menjadi pelawak Osing membawa berkah tersendiri bagi Memet dan keluarganya. Setelah membentuk grup lawak Pelos, dia sudah tidak lagi bekerja sebagai kuli proyek.
Hampir setiap hari Memet mendapat job manggung di berbagai daerah. Rata-rata dalam seminggu dia bisa 25 kali tampil
"Kalau pas sepi hanya 7 job dalam seminggu. Kalau musim hajatan bisa tampil di tiga tempat setiap malam. Jadi sudah tidak sempat untuk kerja yang lain. Siang saya gunakan untuk istirahat,” ujarnya.
Untuk satu kali tampil, Memet, Bodos dan Ganjur mendapat honor yang sama. Yakni Rp 300 ribu per orang untuk tampil di kesenian Janger, dan Rp 500 ribu jika Pelos mendapat job sendiri.
Selain di Banyuwangi, grup Pelos kerap kali mendapat undangan untuk tampil diluar daerah. Bahkan beberapa kali grup ini mendapat kehormatan tampil dihadapan Bupati Abdullah Azwar Anas dan tamu-tamu penting yang berkunjung ke Banyuwangi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |