Pria Difabel Ini Sulap Kayu Bekas Jadi Miniatur Perahu

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Keterbatasan fisik rupanya bukan sebuah masalah bagi Hariyanto (29) warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dalam berkreatifitas.
Dengan keterbatasan fisik yang dialaminya sejak lahir itu, pria yang masih lajang ini berhasil menciptakan beragam miniatur perahu dan kapal. Pembuatan miniatur perahu dan kapal itu sudah ia geluti sejak kelas 5 SD. Bahkan, saat ini, ratusan karya ciamik Hariyanto, sudah menyebar keberbagai daerah.
Advertisement
Uniknya, bahan yang digunakan dalam pembuatan miniatur kapal dan perahu itu berasal dari bahan kayu bekas. Kayu bekas itu, ia dapatkan dari kayu limbah pembuatan kapal warga setempat.“Tentunya harganya lebih murah dan lebih mudah didapat. Sebab, disini masyarakat juga sering membuat kapal untuk nelayan,” katanya, kepada wartawan Senin (20/11/2017).
Lingkungan Desa Kalibuntu memang berada didaerah pesisir. Warga setempat yang mayoritas sebagai nelayan rata rata memiliki perahu dan kapal. Ide pembuatan miniatur kapal dan perahu yang dilakukan oleh Hariyanto, itu juga terinspirasi dari lingkungan tempat tinggalnya.
“Saya menggeluti pembuatan miniatur perahu dan kapal ini sejak kelas 5 SD. Karena memang hobi,” ungkapnya.
Hariyanto mengatakan, sebulan rata rata ia berhasil membuat miniatur perahu dan kapal sebanyak 2 unit. Pembuatannya, satu unit perahu atau kapal ia selesaikan selama 15-20 hari tergantung tingkat kesulitan.
“Pembeli bisa memesan model. Artinya, desain atau warna bisa dipesan sebelum dibuatkan,” ujar pria tiga bersaudara itu.
Pria yang lebih akrab disapa Hari itu mengatakan, pemesan jasa pembuatan miniatur perahu dan kapal yang dibuatnya itu, rata rata berasal dari Banyuwangi dan beberapa daerah lain.
Harganya pun bervariasi, dari Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta. “Harganya tergantung model dan tingkat kesulitan pembuatan, untuk kapal harganya Rp 500 ribu. Sementara untuk perahu Rp 2 juta,” sebutnya.
Karya Hariyanto tidak hanya berupa miniatur kapal dan perahu. Bersama saudaranya, Zamroni (20), ia juga membuat mebeler. Seperti, kursi atau tempat duduk. Dengan kreativitasnya, mebelernya saat ini mulai dipesan oleh warga setempat.
“Selain miniatur perahu dan kapal, mebeler juga mulai ada yang pesan. Saya harus mengumpulkan uang untuk membeli peralatan lagi, karena sementara ini kelengkapan peralatan saya belum memadai,” kata Hariyanto.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Sukmana |