Usaha Bisnis Bangkrut, Taufik Rahman Balik Kampung

TIMESINDONESIA, SUMENEP – Semangat dan pantang menyerah. Barangkali itulah yang memotivasi Taufik Rahman, pria asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, kembali menggeluti dunia lukis yang sempat vakum. Jika sebelumnya merasa profesi sebagai pelukis tak menguntungkan, akhirnya kembali lagi atas panggilan nurani.
Bagi Taufik, demikian panggilannya, melukis tak sekedar mencari sesuap nasi. Tatapi, bagaimana bisa menyumbangkan pemikiran lewat pemikiran lewat lukisan. Salah satu contohnya, lukisan Sabung Ayam yang menjadi juara 1 The Best Art of The Year di Hong Kong. Lukisan ini menggambarkan keberagaman Indonesia.
Advertisement
Atas semangat itulah, Taufik kembali ke kampung halaman dan mulai melukis lagi. Apalagi, ada saat bersamaan, usaha yang digeluti di luar daerah mengalami kebangkrutan, hingga akhirnya memutuskan pulang ke kampung halaman mendalami hobi melukis kembali.
Selama menggeluti dunia seni lukis, sudah ratusan karya terlahir dari tangan dinginnya, bahkan tak sedikit yang diikutkan dalam festival tingkat regional dan nasional. Namun nasib baik belum berpihak pada dirinya.
Namun, baru tahun 2017 ini nampaknya dewi fortuna berpihak pada pria empat anak ini, karena lukisan bertema Sabung Ayam miliknya berhasil menjadi The Best Art of The Year lewat Event yang digelar World Contemporary Artist (WCA).
Tentu saja, karya Taufik tersebut telah menyisihkan ribuan karya seniman lain dari berbagai negara, walau baru mengikuti festival seni lukis tingkat internasional pertama kali.
"Saya juga tidak menyangka bisa juara, karena kompetitornya dari berbagai negara di dunia, Alhamdulillah mungkin sudah rejeki saya mas. Insya Allah, Jumat (24/11/2014) besok saya ke Hong Kong untuk menerima penghargaan, hari ini kita berangkat," tuturnya dengan wajah penuh bangga.
Dijelaskan, Taufik bergabung dengan WCA sudah lebih satu tahun. WCA rutin mengadakan festival seni lukis itu. Anggota WCA adalah seniman dari berbagai negara di dunia. "Saya tidak tahu pasti berapa jumlah anggota WCA saat ini, karena cukup banyak, anggotanya dari berbagai penjuru dunia," paparnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |