Peristiwa

Erupsi Gunung Agung, Masyarakat Mengungsi dengan Tenang

Minggu, 26 November 2017 - 13:58 | 54.92k
Pasca Gunung Agung mengalami erupsi freatik yang kedua, dan teramati secara visul jika dilihat dari Desa Culik sisi lereng timur. Minggu (26/11/2017).(FOTO: Istimewa)
Pasca Gunung Agung mengalami erupsi freatik yang kedua, dan teramati secara visul jika dilihat dari Desa Culik sisi lereng timur. Minggu (26/11/2017).(FOTO: Istimewa)

TIMESINDONESIA, KARANGASEM – Gunung Agung kembali erupsi freatik yang kedua kali. Secara visual, hal tersebut  dipantau dari Desa Culik, sisi lereng timur gunung, Sabtu (25/11/2017) kemarin sekitar 17:30 WITA. 

Terlihat kepulan abu tebal dengan tekanan sedang, kolom abu setinggi 1.500 meter dari kawah yang condong ke arah  barat daya. Erupsi freatik tersebut berlangsung hingga pukul 23.00 WITA. Asap dan abu vulkanik masih terpantau keluar dari kawah.

Dari hasil analisis satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik mengarah ke barat daya sesuai dengan arah angin.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menjelaskan pasca erupsi, sekitar pukul 21.30 WITA, hujan abu tipis jatuh di beberapa desa di sekitar Gunung Agung, khususnya di sektor barat daya, seperti Desa Besakih, dusun-dusun di bagian atas Desa Pempatan, dan Desa Temukus. Abu vulkanik terlihat jelas di kaca-kaca mobil atau menempel pada kendaraan.

Tak hanya itu masyarakat dari dusun-dusun di Desa Besakih  dan Desa Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem yang terdampak dari hujan abu tipis segera melakukan evakuasi mandiri menuju ke arah selatan dengan menggunakan sepeda motor, mobil pick up, dan kendaraan lain. Dua truk Basarnas membantu evakuasi warga di Dusun Puregay Desa Pempatan ke daerah yang lebih aman.

"Masyarakat yang masih berada di dalam radius 6 kilo meter dan perluasan sektoral ke arah utara- timur laut dan tenggara, selatan, barat daya sejauh 7,5 kilo meter dan diimbau untuk segera mengungsi dengan tertib dan tenang. Daerah tersebut harus dikosongkan sesuai rekomendasi PVMBG karena berbahaya," ucapnya, Minggu (26/11/2017).

Menurut Sutopo, dampak erupsi freatik Gunung Agung telah menyebabkan beberapa penerbangan dibatalkan. Sebanyak 8 kedatangan penerbangan internasional (international arrival) dibatalkan dan 13 keberangkatan penerbangan internasional (international departure) juga dibatalkan. Jumlah penumpang yang mengalami pembatalan penerbangan sekitar 2.087 penumpang.

"Otoritas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali menyatakan bahwa bandara masih normal dan aman. Operasional penerbangan berjalan lancar (normal), baik untuk kedatangan maupun keberangkatan. Hingga saat ini Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) masih kode orange," jelas Sutopo.

Pembatalan beberapa penerbangan adalah inisiatif dari maskapai penerbangan masing-masing dengan alasan keselamatan penerbangan. Kejadian ini bukan yang pertama kali. Sebelumnya, pernah juga terjadi saat erupsi Gunung Raung di Jawa Timur dan erupsi Gunung Barujari di NTB, abunya mengarah ke Bali.

Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali masih normal, namun beberapa maskapai penerbangan internasional membatalkan penerbangan dari dan ke Bali karena alasan keselamatan penerbangan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Sukmana

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES