BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur Hadir untuk Perangi 'Bank Titil'

TIMESINDONESIA, GRESIK – Komitmen memerangi “Bank Titil” atau rentenir merupakan visi yang dijalankan Koperasi Simpan Pinjam BMT Mandiri Sejahtera Jawa timur.
Ayubi Chozin, Dirut BMT Mandiri Sejahtera Jawa Timur mengatakan rentenir bukan membantu permodalan, melainkan menjerat nasabah yang rata-rata menyasar kepada pedagang kecil.
Advertisement
Melihat banyaknya rentenir yang menjarah ke setiap pasar. Sambung Ayubi, pihaknya meminta kepada pedagang kecil untuk tidak melakukan transaksi utang piutang kepada rentenir.
“Dulu kiai hanya bisa bilang kalau pinjam di rentenir atau bank titil itu dosa sebab riba. Namun, tidak memberi solusi,” katanya, Jumat (08/12/2017).
Ayubi menjelaskan, lewat koperasi syariah yang ia kelola, nasabah bisa meminjam uang tanpa agunan dan bebas bunga, asal mempunyai lapak dagangan.
“Walaupun memberikan peminjaman kepada pedagang kecil tanpa agunan itu sempat ditentang oleh pengurus, saya masih bersikukuh memberikannya. Alasanya hanya memberikan kepercayaan kepada nasabah,” tutur alumnus Ponpes Darul Ulum, Widang Tuban itu.
Ayubi mengungkapkan praktik pengelolaan koperasi berbasis syariahnya adalah sebuah perjuangan. Sebab tidak semua orang percaya kepada lembaga keuangan syariah. Padahal lembaga keuangan syariah adalah bebas riba.
“Awalnya dulu sempat pesimis sebab tidak semua orang percaya. Alhamdulillah sekarang sudah berkembang dan mempunyai aset hingga 118 milyar,” ujarnya.
Selain menjalankan roda ekonomi kerakyatan, menjalankan koperasi berbasis syariah merupakan upaya dakwah dengan menyalurkan beberapa zakat, infaq dan sodaqoh perusahaan maupun karyawan melalui dana sosial yang dikelola BMT Mandiri Sejahtera Jawa timur.
“Selain menjadikan roda ekonomi kerakyatan. Koperasi ini merupakan ladang dakwah kita sebab dana ZIS kita kelola dengan baik dan kita salurkan kepada pihak yang berhak menerimanya,” jelasnya.
Sampai saat ini, koperasi BMT Mandiri Sejahtera Jawa timur memiliki 22 kantor cabang yang tersebar di tiga kabupaten yakni Gresik, Lamongan dan Tuban, serta 1 kantor pusat yang terletak di desa Karangcangkring, Dukun Gresik.
“Semua kantor perwakilan kami berada di dekat pasar. Selain pasar tempat perputaran ekonomi, pembangunan kantor cabang di dekat pasar agar pedagang kecil mudah meminjam dan budaya pinjam ke bank titil atau rentenir bisa dihindari,” tutup Dosen IAI Qomaruddin, Bungah Gresik ini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |