Peristiwa

Inaker Probolinggo Canangkan Program Biopori untuk Petani dan Nelayan

Kamis, 11 Januari 2018 - 18:47 | 48.81k
Pelantikan pengurus Inaker Probolinggo (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)
Pelantikan pengurus Inaker Probolinggo (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Guna menjaga stabilitas ketersediaan air untuk petani, DPC Indonesia Bekerja (Inaker), mencanangkan sejumlah langkah nyata. Diantaranya, pembuatan embung dalam tanah, sebagai salah satu program pendukung kemandirian petani dan nelayan.

Hal tersebut, disampaikan oleh ketua terpilih DPC Inaker Probolinggo Raya, Roy Amran, Kamis (11/1/2018). Dia menyebut program pembuatan embung dalam tanah atau biopori ini merupakan upaya nyata dari Inaker.

Advertisement

Untuk turut berkontribusi mengatasi masalah ketersediaan air untuk daerah pertanian yang sulit air. Tak hanya sendiri, Inaker menggandeng pihak ketiga dengan memanfaatkan peluang program CSR perusahaan BUMN ataupun swasta.

Selanjutnya, dilakukan pembangunan sejumlah embung dalam tanah diberbagai wilayah di kabupaten Probolinggo.

“Dengan dibangunnya embung itu, nantinya diharapkan tanah mati akan lebih produktif sebagai lahan pertanian. Sehingga bisa membantu petani untuk memperoleh hasil panen yang maksimal dan mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat," jelasnya.

Dalam aplikasi pembuatan embung, cukup dengan menggali tanah sedalam 2-4 meter dan memasukan zat “BANYU”.

Zat tersebut merupakan zat aktif karya anak bangsa Indonesia ini, ke dalam tabung BIOPORI yang terbuat dari pipa peralon PVC.

Dalam kurun waktu selama-lamanya tujuh hari, air dalam tanah akan naik keatas sampai batas permukaan tanah. Namun tidak tumpah, serta siap diambil guna mengairi lahan pertanian.

Sementara itu, menurut Sekjen Inaker Probolinggo Raya, Erwin Adi Surya, di daerahnya ada sejumlah lahan pertanian yang mengalami kesulitan air, terlebih pada musim kemarau.

Hal tersebut, sangat mengganggu dan membatasi masa tanam petani yang relatif singkat. Debit air dan juga tingkat kelembaban tanah yang kurang, serta top soil kurang dari 5 cm membuat banyak pemilik tanah yang membiarkan begitu saja sawahnya. Tanpa ditanami dan lebih memilih menunggu musim hujan datang.

“Oleh sebab itu kami selaku katalisator dan soluter mengupayakan agar dapat memfasilitasi petani supaya lebih dapat bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kronis tersebut,” kata Erwin.

Selain program pembuatan embung dalam tanah, Inaker juga akan melaksanakan program lainnya. Yakni pelatihan pembuatan pupuk mandiri yang bahan bakunya ada dan berasal dari alam.

Pihaknya dengan tegas menolak penggunaan pupuk urea dalam pertanian, dan lebih memilih menggunakan pupuk buatan yang lebih ramah lingkungan.

“Karena itu akan kami galakkan pemanfaatan pupuk kompos sebagai pengganti pupuk urea,” pungkasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES