Bumi Panji Kediri Pamer Pesona di Taman Budaya Jatim

TIMESINDONESIA, KEDIRI – Kota Kediri memiliki pesona tersendiri. Kekayaan wisata alam berpadu dengan seni dan sejarah sebagai kerajaan besar seolah tak lekang oleh waktu. Berbagai potensi tersebut ditampilkan dalam “Pesona Bumi Panji” di Taman Budaya Jawa Timur, Jalan Gentengkali Surabaya, Jumat (20/4/2018).
Pagelaran dibuka oleh tari “Langen Putri Gandasari” yang menceritakan ungkapan syukur masyarakat sekitar lereng Gunung Kelud atas kesuburan serta hasil bumi yang melimpah paska letusan.
Advertisement
Tarian ini menggambarkan suasana tenteram kertaraharja penuh kedamaian. Putri Gandasari sendiri merupakan sebutan atau nama lain Dewi Kilisuci.
Tak ketinggalan stand - stand memamerkan ragam produk unggulan mulai tahu kuning, madu monggo, stik tahu, hasil bumi, maupun kerajinan tangan dari kulit serta kayu. Kebesaran Kediri memang dimulai sejak berabad - abad silam, sebagai kerajaan tertua di Indonesia.
Ditemui di Gedung Cak Durasim, Bupati Kediri Hariyanti Sutrisna mengatakan bahwa saat ini Kediri terus berbenah. Melalui perbaikan infrastruktur di beberapa titik tempat wisata untuk memberikan pelayanan senyaman mungkin kepada wisatawan.
“Kita memang punya berapa wisata alam, kita buat wisatawan senyaman mungkin untuk berkunjung ke Kediri termasuk memperbaiki jalan atau infrastruktur dan ketersediaan home stay bernuansa natural,” terangnya.
Hariyanti berharap agar pariwisata di Kediri berkembang karena dampaknya dapat meningkatkan perekonomian penduduk sekitar. Prioritas pengembangan pariwisata ada pada beberapa titik salah satunya Gunung Kelud dan Wisata Besuki Gunung Wilis.
“Target kunjungan wisatawan tiap tahun kita naikkan lima puluh persen,” imbuh orang nomor satu di Kediri tersebut.
Dalam kesempatan yang sama, Abdul Hamid selaku Asisten Bidang Administrasi Umum mewakili Sekdaprov Akhmad Sukardi mengatakan, jika provinsi sebagai fasilitator terus bersinergi dengan pemerintah daerah untuk mengembangkan potensinya.
“Provinsi hanya sebagai fasilitator saja sedangkan wilayah yang memiliki wisata alamnya, oleh karena itu bagaimana kita memanage dan membentuk simbiosis mutualisme,” tutur Hamid.
Peran provinsi sebagai fasilitator di antaranya menyiapkan pondasi wisata alam sedang daerah diminta untuk berbenah sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
“Kolaborasi ini perlu kita tumbuh kembangkan, sehingga target target bukan hanya 6,8 persen kontribusi PAD tapi bisa lebih tinggi,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rizal Dani |