Drama Santri Cilik Meriahkan Peringatan Maulid Nabi TPQ Nurul Iman

TIMESINDONESIA, PURBALINGGA – Puluhan santriwan dan santriwati Taman Pendidikan Al Quran (TPQ) Nurul Iman Desa Penaruban, memeriahkan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan bermain drama.
Bara dan Chandra, dua santriwan yang masih duduk di kelas Iqro itu, menjadi pemain utama pada acara Silaturahmi Wali Santri dan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Musala An Nuur Desa Penaruban, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, Jawa tengah, Minggu (10/12/2017).
Advertisement
Ustadzah pembimbing drama sekaligus wali kelas TPQ, Vistianingsih, menceritakan saat bermain keduanya tampak tidak canggung, meski peran yang dibawakan baru kali pertama dan berlatih hanya satu pekan. Namun permainan drama atau perannya cukup menghibur para tamu undangan. Bahkan sempat membuat sebagian wali santri kaget dan ikut tertawa dan memberi dukungan serta tepuk tangan.
"Adeganya sederhana, kedua santri itu berperan sesuai dunianya yaitu anak-anak. Dalam hal ini sebagai santri yang sedang belajar Iqro' di kelas tapi malah bergurau sampai menangis," katanya, usai acara, Minggu (10/12/2017) malam.
Karena bergurau dan main-main sampai menangis, sambungnya, ahirnya mereka pulang ke rumah dan mengadu ke orang tuanya. Selanjutnya orang tua juga bertengkar saling membela anaknya.
"Saat itulah, dua ibu rumah tangga yang diperankan oleh ustadzah Suci dan Mega, terlibat pertengkaran. Namun sang guru atau ustadzah yang diperankan oleh Rahmah, cepat bertindak untuk melerai dan mendamaikan keduanya," katanya.
Karena dalam bermain drama, lanjutnya, adegan dan dialognya banyak yang tidak sesuai sekenario dan lupa, maka penonton malah jadi terhibur dari kejadian itu.
Dalam drama singkat yang berjudul 'Santri Generasi Qurani" tersebut, menurutnya membawa pesan kepada wali santri dan undangan, tentang pentingnya belajar agama sejak dini dan pentingnya menjaga akhlak, kerukunan dan kedamaian sesuai pesan hikmah Maulid Nabi.
"Alhamdulillah, anak-anak berani tampil di depan umum. Dan mereka cukup kreativ dalam improvisasi dialog dan karakter," kata pelajar kelas XI yang juga hobi membuat film pendek ini sambil tersenyum.
"Pada puncak adegan, kedua santri dan orang tua mereka ahirnya berdamai dan sadar untuk menjaga anak-anaknya untuk betah dan tekun belajar di TPQ. Bahkan setelah kedua santri itu, berdamai saling memberi maaf dan bersalaman, tidak diduga si Bara menggendong si Chandra, sontak semua hadirin tertawa," ucapnya.
Diakui oleh rekan ustadz lainya, Yana, dengan bermain drama, selain dapat mengasah kemampuan berbahasa, kerjasama dan kreativitas serta keberanian santri, para guru juga bisa mengambil hal positif, seprti kebijakan dalam menggali potensi dan bakat santri sesuai kemampuan dan bakatnya.
"Saat latihan, kami juga berkomunikasi dengan para santri, dari situ muncul ide-ide yang disesuaikan kemauan santri. Dan dengan bermain drama, komunikasi antara santri dan ustadz makin baik dan erat," terangnya.
Dalam acara tersebut, santri juga dibekali dengan pengajian Hikmah Maulid Nabi, Pembagian Raport Santri semester 1, Doorprize, dan di ahiri dengan makan nasi takir (nasi berwadah daun pisang) bersama-sama. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |