
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejarah hari ini mengulas lahirnya PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), organisasi yang mewadahi mahasiswa Nahdlatul Ulama. Dalam usianya ke-61, PMII telah banyak menyumbangkan kader terbaiknya untuk kemajuan Indonesia. 17 April juga mencatat beberapa peristiwa penting lainnya seperti pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 secara serentak.
1960: Lahirnya PMII
Advertisement
Dikutip dari nu.or.id, embrio organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) berakar dari kongres ke-3 IPNU (Ikatan Pelajar NU) pada 27-31 Desember 1958 untuk mewadahi mahasiswa NU.
Wacana ini berlanjut pada konferensi besar IPNU 14-16 Maret 1960 di Kaliurang, Yogyakarta. Saat itu diputuskan perlunya suatu wadah mahasiswa NU yang terpisah secara struktural dari IPNU-IPPNU.
Namun PMII baru terbentuk pada musyawarah di Surabaya 14-16 April 1960, dengan Penyusunan Peraturan Dasar PMII, yang dinyatakan mulai berlaku pada 17 April. Tanggal inilah yang digunakan sebagai peringatan hari lahir PMII.
Kegiatan di Gedung Madrasah Mualimin Nadhlatul Ulama di gedung Yayasan Khadijah, Wonokromo, Surabaya itu juga menunjuk Mahbub Junaidi sebagai ketua umum PMII yang pertama.
Saat itu, pendirian PMII dianggap penting untuk alat memperkuat partai NU, sekaligus meleburkan beberapa organisasi organisasi lokal yang mewadahi mahasiswa NU seperti IMANU (Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama) di Jakarta (1955), Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di Surakarta (1955), Persatuan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (PMNU), dan di banyak tempat lainnya.
Sekalipun bukan merupakan organisasi mahasiswa Islam tertua di Indonesia, tetapi PMII telah menjelma menjadi organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia dengan memiliki kurang lebih 230 Cabang (tingkat kabupaten/ kota) dan 25 Koordinator Cabang (tingkat provinsi) yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan saat ini PMII telah memiliki cabang di luar negeri.
Tahun ini, peringatan hari PMII mengambil tema "PMII Terdepan Dalam Kemajuan"
1963: Hari Hemofilia Sedunia
Latar belakang dipilihnya tanggal 17 April sebagai hari hemofilia sedunia karena tanggal tersebut juga merupakan tanggal lahir Frank Schnabel. Frank merupakan pendiri dari lembaga World Federation of Hemophilia. Hemofilia adalah sebuah kelainan yang disebabkan oleh gen dimana darah tak dapat menggumpal dengan sempurna. Penyebab dari penyakit ini adalah kurangnya protein pembekuan darah.
Hemofilia dapat menyerang siapa saja, dan yang paling beresiko adalah jika dari keluarga sudah ada yang pernah menderita hemofilia.
2019: Pilpres dan Pileg Serentak
Presiden RI Joko Widodo menunjukkan surat suaranya sebelum pemungutan suara di tempat pemungutan suara di Jakarta, Rabu, 17 April 2019. (Foto: AP/Dita Alangkara)
Pemilihan umum ini dimenangkan oleh pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan perolehan suara 55,50%, diikuti oleh Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 44,50%. Pemilihan ini dilaksanakan serentak dengan pemilihan umum legislatif.
Hasil dari pemilihan umum ini telah secara resmi diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia pada Selasa, 21 Mei 2019 dini hari.
Namun hasil dari Pilpres 2019 ini tidak diterima oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Mereka kemudian emengajukan gugatan sengketa hasil Pilpres kepada Mahkamah Konstitusi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Sholihin Nur |