Organisasi Sayap Nilai Pemecatan Ketua Golkar Banyuwangi Sarat Kepentingan

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Pemecatan sepihak Ketua Golkar Banyuwangi, Sumantri Sudomo, oleh DPD Golkar Provinsi Jawa Timur, Desember 2015 lalu, terus menjadi bahasan hangat dikalangan kader dan simpatisan. Termasuk dari kalangan organisasi massa sayap partai karena alasan pemecatan dinilai tidak masuk akal dan sarat kepentingan.
“Kalau Sumantri dituduh berkhianat, itu sangat tidak benar. Kita tahu sendiri bahwa dia adalah sosok yang bisa mengayomi dan selalu berjuang demi partai,” ucap Aminah, Ketua Al Hidayah Banyuwangi, Jumat (12/2/2016).
Advertisement
Dimata simpatisan dan kader, lanjutnya, Sumantri adalah sosok yang patuh, taat dan rela berjuang demi menjalankan instruksi partai. Salah satu bukti adalah saat ditugaskan menjadi kandidat dalam pertarungan Pilkada serentak 2015. Membawa nama besar Golkar, Sumantri turun hingga ke pelosok. Bahkan, dalam momentum tersebut dia justru menerapkan semangat rekonsiliasi.
“Saat itu Golkar di Banyuwangi seperti tidak ada kubu. Karena dia mampu merangkul Ketua DPD Golkar Banyuwangi kubu Agung Laksono (AL) hingga bisa kampanye bersama,” jelasnya.
Dari situlah yang membuat kader dan simpatisan merasa aneh jika ada sejumlah pengurus DPD Golkar Banyuwangi, yang menyebut Sumantri Sudomo sebagai pengkhianat. Terlebih, Ismoko, selaku Sekretaris DPD Golkar Banyuwangi, yang jelas-jelas pernah rangkap jabatan di kubu AL, tidak pernah dipermasalahkan.
“Ini kan seperti lempar batu sembunyi tangan. Dan menurut pandangan kami pemecatan Sumantri bukan karena partai, tapi kepentingan,” ungkapnya.
Pandangan tersebut makin mencuat saat surat pengembalian jabatan Ketua DPD Golkar Banyuwangi dari DPP Golkar justru dimentahkan oleh DPD Golkar Jatim. Padahal, jika pemecatan murni karena partai, sudah barang tentu surat dari pusat akan dijalankan oleh struktur dibawahnya.
“Logikanya, jika DPD Jatim saja tidak patuh dengan pusat, lalu kader mau patuh pada siapa? Pak Abu Rizal Bakrie (ARB) sendiri kan juga sudah menyampaikan bahwa tidak boleh ada pemecatan didaerah,” pungkas Aminah.
Sementara itu, Ismoko, selaku kader yang pernah menjabat sebagai Sekretaris didua kubu partai Golkar, berdalih itu dilakukan karena ada perintah langsung dari AL. Padahal, kala itu, tepatnya saat tahapan Pilkada tahun lalu, Ismoko adalah kader Golkar kubu ARB.
“Saya mendapat perintah langsung dari Agung Laksono, jadi saya laksanakan,” katanya.
Ismoko juga menyatakan tetap berpegang teguh pada surat pemecatan Sumantri Sudomo dari DPD Golkar Jatim. Dia juga mengamini Samara Duran, sebagai Plt Ketua DPD Golkar Banyuwangi.
Meskipun DPP Golkar sendiri telah mengembalikan pucuk pimpinan kepada Sumantri Sudomo.
“Sampai saat ini surat dari DPP kan belum ditanggapi oleh DPD Jatim, jadi saya masih mengakui Samara Duran sebagai Plt Ketua, karena SK nya juga belum dicabut,” pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Sumber | : TIMES Pasuruan |