Saatnya Pilgub Jatim Menjadi Momen Kebangkitan Generasi Milenial

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sudah dua kali bertarung di Pilkada Jawa Timur, publik mungkin sudah tidak asing lagi dengan dua nama kader Nahdlatul Ulama (NU), Khofifah Indar Parawansah dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Di Pilkada Jatim 2018, meski Khofifah dan Gus Ipul tetap menjadi aktor utama, publik juga akan disuguhi pertarungan politik dua figur calon wakil gubernur muda, representasi dari calon kepala daerah "zaman now", yakni Puti Guntur Soekarno sebagai calon wakil Gus Ipul, dan Emil Elistyanto Dardak sebagai calon wakil Khofifah.
Advertisement
Direktur Umum Lembaga Pers HMI Ainul Faqih menilai, Pilkada Jatim 27 Juni 2018 mendatang akan lebih berwarna, karena munculnya dua figur Cawagub muda tersebut.
Direktur Umum Lembaga Pers HMI Ainul Faqih di kantornya, Jakarta.
"Kedua figur itu akan memenuhi kampanye dunia maya karena berebut pemilih milenial," jelas Faqih kepada TIMES Indonesia, Jakarta, Senin (29/1/2018).
Kata dia, kelompok milenial menjadi satu generasi yang dianggap berpotensi menjadi penentu kemenangan Pilkada Jatim 2018. Pemilih dengan karakter milenial di Jatim sendiri cukup banyak.
Catatan Lembaga Konsultan Politik IT Research Politic Consultant (IPOL) Indonesia, dari 38,85 juta jiwa penduduk Jatim, ada sekitar 17,1 juta kelompok usia produktif yang masuk kategori pemilih rasional.
"Dari jumlah itu, berdasarkan catatan IPOL terdapat 37,68 persen atau 14.506.800 merupakan pemilih milenial," imbuhnya.
Namun begitu, Faqih memprediksi pasangan Gus Ipul-Puti akan lebih mendominasi memunculkan simpati pemilih milenial. Disamping memiliki modal kepemimpinan sebagai Wakil Gubernur Jatim dua preode, Gus Ipul juga dinilai sebagai sosok figur yang mampu membawa perubahan khususnya disektor kepemudaan.
"Pentas Pilkada 2018 di Jatim, momentum untuk meraih pembaharuan, terutama pada sektor kepemudaan yang perlu menjadi lahan pemanfatan bonus demografi. Saya yakin Gus Ipul mampu mengimplemetasikan," jelas mantan Pemred Majalah Al-Qiyadah itu.
Menurutnya, Pilkada Jatim harus menjadi momentum kebangkitan generasi milenial atau masyarakat yang lahir dalam rentang waktu tahun 1981-1994. Karena itu, hak politik generasi muda di Jawa Timur ini mutlak harus digunakan.
"Saat ini, dalam rangka mencari figur yang pantas untuk memimpin Jatim, saatnya pemuda harus memahami esensi Pilkada. Calon pemimpin yang jelas track recordnya perlu didukung," tegas Faqih.
Bagi pria kelahiran Sidoarjo 23 tahun silam itu, Gus Ipul merupakan representasi politik anak muda zaman now. Ia menilai, langkah Gus Ipul menggandeng pendandud yang sedang naik duan Via Vallen adalah ide cerdas agar visi misinya bersama pasangannya di Pilkada Jatim, Puti Guntur Soekarno, sampai ke generasi milenial.
"Tak kenal maka tak sayang, saya kira Gus Ipul dan pasangannya mengedepankan konsep ini. Patut di acungkan jempol," tegas Faqih. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |