Tommy Soeharto: Partai Berkarya Bukan Partai Romantisme Era Pak Harto

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto enggan partainya disebut partai politik yang terjebak romantisme masa lalu. Bahkan kerap membanggakan keberhasilan era Presiden Soeharto.
Sebaliknya, Tommy mengklaim partainya hadir membawa semangat perubahan dan perbaikan di segala bidang. "Partai Berkarya bukanlah partai yang terjebak pada nostalgia masa lalu, seperti yang digembar-gemborkan pihak-pihak tertentu," katanya dalam pidato pembukaan pendidikan dan pelatihan calon legilsatif Berkarya, di Bogor, Minggu (22/7/2018).
Advertisement
Dalam pidatonya ini, Tommy kembali mengungkit keberhadilan pemerintah era Soeharto yang juga ayah kandungnya itu. Misalnya pada tahun 1984 saat Soeharto dianugerahi medali bertuliskan "From Rice Importer to Self Sufficiency" dari Food and Agriculture Organization (FAO).
Tahun 1986, Soeharto juga dianugerahi medali emas yang sama karena prestasi swasembada beras. "Bahkan Indonesia pada saat itu memberikan bantuan bibit, beras dan bantuan teknik kepada negara-negara Afrika dan ASEAN," kata Tommy.
Menurut dia, semangat Soeharto yang kerap disebut sebagai Bapak Pembangunan merupakan panutan dalam banyak hal. "Lantas mengapa kita tidak mengambil contoh yang baik yang telah berhasil dengan gemilang, lalu kita rumuskan konsep dan strategi yang lebih komprehensif sebagai energi baru untuk diterapkan pada masa ini," ungkapnya.
Tommy menyebut, saat ini bangsa Indonesia sedang diuji dengan berbagai macam persoalan yang sulit bagi rakyat. Misalnya persoalan kedaulatan yang mempengaruhi ketahanan nasional yang harus segera diusahakan solusi dan pemecahannya.
"Kita tidak boleh tergantung kepada asing, baik ekonomi dan politik, kita harus memiliki kedaulatan pangan karena persoalan inilah yang ke depan akan jadi hal yang sangat penting yang berpengaruh pada eksistensi sebuah bangsa," tutup Ketum Partai Berkarya Tommy Soeharto. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Jakarta |