Politik

Timses Jokowi: Jangan-jangan Pelaku Persekusi dari Kubu Prabowo-Sandi?

Senin, 27 Agustus 2018 - 21:03 | 236.65k
Maman Imanul Haq (peci hitam). (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Maman Imanul Haq (peci hitam). (FOTO: Alfi Dimyati/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Duet Jokowi - KH Ma'ruf AminMaman Imanul Haq merasa dirugikan ihwal persekusi yang dilakukan sekelompok orang pada Neno Warisman dan Ahmad Dhani.

Dia mengklaim kubu Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin tak pernah menginstruksikan relawan dan pendukungnya untuk melakukan penghadangan. Oleh sebab itu dia balik bertanya, apakah Kubu Prabowo - Sandiaga S Uno lah yang melakukan penghadangan tersebut.

Advertisement

Jokowi-Maruf-Amin-TIN.jpg

"(Kejadian itu membuat kami merasa), Rugi, banget, makanya pertanyaan saya yang membuat penghadangan itu siapa? Apakah betul itu pendukung jokowi? Jangan-jangan dari pendukung mereka, jadi yang ngadain mereka, yang menghadang mereka, yang membuat berita juga mereka. Tetapi hari ini saya bilang rakyat Indonesia dari pada ngurusin penghadangan, lebih baik hati ini kita sudah 18 emas dan itu keberhasilan kita di Asian Games," katanya di Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (27/8/2018).

Pada kesempatan itu dia juga mempertanyakan motif deklarasi ganti presiden 2019.

Lantaran saat ini sudah ada dua calon yang mengikuti Pilpres 2019 dan Petahana, Joko Widodo juga maju kembali, maka sebaiknya, kata dia, Deklarasi 2019 diganti dengan 'Ganti Presiden oleh Prabowo atau Hidup Prabowo'

"Kita melihat bahwa teman-teman yang melakukan deklarasi ganti presiden itu perlu dipertanyakan motifnya. Bukankah mekanisme pergantian presiden itu sudah diatur oleh konstitusi, kalau sebelum Prabowo dan Jokowi ini maju di pertarungan 2019 (pilpres 2019) saya rasa sah-sah saja ganti presiden. Tapi ini calonnya kan sudah ada, paling tidak mereka membuat hastag ganti presiden oleh Prabowo atau Hidup Prabowo," jelasnya.

PrabowoSandiagauno.jpg

Pada kesempatan itu, dia mengaku khawatir gerakan 2019 Ganti Presiden merupakan gerakan yang ditunggangi oleh kelompok - kelompok Ormas Terlarang seperti HTI.

Sebab, genderang yang ditabuhkan, kata dia, seperti genderang yang ditabuh di negara Suriah.

"Ganti presiden bukan hanya upaya untuk mengganti Jokowi, tapi ganti juga soal ideologi bangsa. Itu ditolak, kita ingin tetap NKRI, kita tetap ingin Pancasila, kami tidak mau terbuai, dan kasus Suriah akan menjadikan kami sebagi sebuah pelajaran bahwa Suriah hancur gara-gara hastag ganti presiden itu dan mereka deklarasi dimana-mana. Jadi bukan persoalan Jokowi dan Prabowo, ini persoalan NKRI," katanya.

Selain itu, kata dia, deklarasi hastag ganti presiden 2019 tersebut dilakukan bertujuan untuk menghasut masyarakat dengan membuat kekacauan ditengah-tengah masyarakat.

"Itu tidak kita inginkan dan kita sudah sepakat untuk membuat pilpres ini menjadi sebuah ajang demokrasi yang gembira, saling menghormati. Maka saya meminta kepada Neno Warisman udahlah, jangan ingin mengadu, menghasut masyarakat," katanya

Oleh karena itu, dia akan mengundang Neno Warisman, Ahmad Dhani dan tokoh-tokoh Tagar 2019 ganti presiden lainnya untuk berdiskusi terkait program-program yang akan diusung masing-masing pasangan calon.

"Lebih baik hari ini adu ide, adu program dan adu gagasan," kata Direktur Relawan Tim Kampanye Nasional Duet Jokowi - KH Ma'ruf AminMaman Imanul Haq. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES