TIMESINDONESIA, BATU – Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) Kota Batu telah memetakan potensi kerawanan pada Pemilu 2019 di Kota Batu. Potensi kerawanan tersebut terus diantisipasi bersama pihak terkait lain, khususnya selama masa kampanye.
Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Kota Batu, Yogi Eka Chalid Farobi, menyebut beberapa kerawanan diantaranya politik uang, info hoaks dan politisasi SARA.
"Kerawanan paling menonjol itu politik uang dengan berbagai caranya. Potensinya masih banyak terjadi di seluruh dapil (Daerah Pemilihan) di Kota Batu," kata Yogi kepada TIMES Indonesia, Minggu (23/9/2018).
Kerawanan berupa informasi bohong atau palsu (hoaks) dan politisasi SARA, lanjutnya, berpotensi besar terjadi pada Pilpres 2019. Bisa jadi bukan sebagai produsen informasi hoaks, namun menjadi bagian dari keresahan yang ditimbulkan dari kabar bohong tersebut.
Selain itu, kerawanan lainnya adalah data pemilih ganda. Kendati ada potensi, Yogi mengatakan, ada yang berubah atau berkurang sehingga tidak lag rawan, yaitu kapabilitas integritas penyelenggara Pemilu.
"Mulai dari Pilgub kemarin (Pilgub Jatim 2018) sampai sekarang tidak ada yang bermasalah, baik jajaran penyelenggara maupun pengawas Pemilu," tuturnya.
Mengenai potensi konflik sosial, konflik antar suku atau agama, Yogi mengatakan, hal itu tidak ada di Kota Batu.
Untuk mengantisipasi berbagai potensi kerawanan Pemilu 2019 di Kota Batu, Bawaslu Kota Batu akan berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti KPU, Polri, parpol, dan kejaksaan. "Kami jelas akan koordinasi untuk optimalisasi, termasuk mengimbau masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengawasan," pungkasnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Batu |