Kawal Aspirasi Milenial, Anas: Saatnya yang Muda Terlibat Pengambilan Kebijakan

TIMESINDONESIA, MALANG – Mendengar kata "politik", pikiran masyarakat umum langsung terbayang dengan segala keburukan yang muncul akibat proses politik yang ada. Saatnya mengawal aspirasi milenial dan kaum muda saatnya ikut terlibat dalam pengambil kebijakan yang strategis soal kepentingan rakyat dan negara.
Hal itu yang disampaikan politisi muda dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Malang, Muhammad Anas Muttaqin, yang kini nyaleg dari PKB untuk daerah pemilihan (Dapil) Sukun, Kota Malang.
Advertisement
Menurutnya, persepsi umum masyarakat terhadap politik, bahwa politik itu kejam. Penuh kecurangan, buruk dan kotor, serta lebih banyak mudaratnya daripada maslahatnya.
“Apalagi politik disebut sebagai ladang basah perbuatan korupsi,” tegasnya.
Belum kering dalam ingatan, khususnya warga Kota Malang, bahwa ada 41 dari 45 anggota DPRD Kota Malang yang tersangkut kasus korupsi tahun lalu.
Realitas di lapangan seperti inilah kata dia, yang membuat masyarakat pada umumnya skeptis terhadap politik. Sikap antipati terhadap politik pun tak terhindarkan.
Politik yang diterjemahkan sebagai usaha mulai untuk mencapai kehidupan yang lebih baik seperti kata Miriam Budiarjo, dalam praktiknya, justru digunakan sebagai sarana pemenuhan kepentingan pribadi.
“Sikap skeptisisme pada akhirnya berujung pada sikap apatis terhadap politik. Masyarakat umum apalagi kaum muda semakin, tidak peduli terhadap politik dan menganggap upaya dan partisipasi mereka dalam politik tidak akan mengubah keadaan yang sudah ada,” jelasnya, saat ditemui TIMES Indonesia, Kamis (24/1/2019).
Padahal kata Anas, anak muda jadi bagian yang teramat penting bagi kemajuan dan keberlangsungan sebuah negara. “Anak muda juga memegang peran penting karena kaum mudalah yang kelak akan memimpin negara ini dan menentukan arah negara ini,” jelas alumni UIN Maliki Malang itu.
Momentum tahun politik 2019 beber dia, seharusnya disikapi sebagai peluang bagi anak muda atau generasi milenial untuk melakukan perubahan yang revolusioner.
"Anak muda harus menjadi agent of change dalam politik dan mampu mengubah pandangan umum masyarakat yang skeptis terhadap politik menjadi pandangan yang optimistis,” terangnya.
Caranya bagaimana? Menurut Anas, salah satunya dengan ikut aktif berpartisipasi di dalamnya. Itu yang harus dilakukan kaum milenial atau kau muda saat ini di tahun politik," tegas dia.
Lebih lanjut menurut mantan Ketua Karang Taruna Kota Malang ini, kebanyakan dari anak muda sudah lelah berteriak, lantaran aspirasi mereka tak mendapat sambutan positif pemerintah.
Daripada menunggu pemerintah berbuat usul dan ide dia, anak muda harus berinisiatif mencarikan solusi melalui program atau gerakan nyata di masyarakat.
“Tidak ada yang salah dari mencari solusi dan menginisiasi gerakan perubahan. Namun, tidak semua dari kita paham bahwa pada akhirnya perubahan ditataran politik dan pemerintahan tetap dibutuhkan,” katanya.
Hal itu yang membuat semua pihak seringkali lupa bahwa akar permasalahan dari situasi di negeri ini salah satunya adalah para pengambil keputusan dan kebijakan yang tidak benar-benar menjalankan tanggung jawabnya, bekerja untuk menyejahterakan rakyat.
“Akibatnya, banyak perubahan yang kandas di tengah jalan karena terbentur regulasi," beber dia.
Kalau bukan sekarang, tegas Anas, kapan lagi. Kini, saatnya kaum muda, terjun ke dunia politik, dan ikut dalam mengawal setiap proses politik sebagai langkah awal yang positif bagi regenerasi perpolitikan Indonesia.
Keterlibatan kaum muda yang terjun dalam pemilihan legislatif pun sangat dibutuhkan, selain dinilai mampu menarik kalangan milenial dalam proses pemilihan, juga sebagai representasi dari suara anak muda saat ini.
Dari data KPU Kota Malang, dari 610.671 jiwa Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk Pemilu 2019 di Kota Malang, sekitar 20-25 persen diisi oleh pemilih pemula (Pemilih muda) atau usia 17 tahun, yang disebut kaum milenial. “Mari kawal aspirasi kaum milenial dan harus ikut andil dalam mengambil kebijakan,” ajak Anas. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Malang |