Diksi Perang Oposisi, Karyono Wibowo: Meneror Masyarakat secara Psikis

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Eksekutif Indonesian Political Institute (IPI), Karyono Wibowo, menilai istilah perang dalam kampanye politik di Pemilu 2019 sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI. Karena itu, dia menyarankan segala bentuk kata-kata yang sifatnya meneror tidak perlu digunakan oleh peserta Pemilu 2019.
Hal itu disampaikan oleh Karyono setelah mengetahui berbagai statement yang diberikan oleh kubu oposisi selalu mengawungkan diksi kata yang aneh-aneh. Bahkan beresiko terhadap keamanan secara psikologis masyarakat.
Advertisement
"Istilah perang itu membahayakan keutuhan persatuan bangsa Indonesia. Saya kira teror dalam bentuk apapun harus segera dihentikan. Dikontestasi politik kali ini justru banyak kita temukan teror pada psikologi seperti kata perang," kata Karyono Wibowo dalam sebuah diskusi di Top Taste Resto & Coffe Cikini, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2019).
Menurutnya, sangat kurang tepat bila banyak diksi kata yang mengarah pada teror digunakan untuk berkampanye. Hingga apa yang diharapkan dalam pemilu 2019 tidak dapat dirasakan dengan baik.
Oleh karenanya, Analis Politik Indonesia itu menyesalkan bila kejadian seperti ini terus berlanjut di masa kampanye. Apalagi saat ini sudah masuk pada fase kampanye terbuka.
"Ini kurang tetap jika digunakan dalam Pemilu 2019. Ada sebuah reaksi yang menurut saya sangat fatal dirasakan oleh masyarakat sebagai bentuk teror. Kurang tepat sekali jika itu terus berlanjut," tandas Karyono Wibowo, Direktur Eksekutif Indonesian Political Institute (IPI). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Yatimul Ainun |
Publisher | : Sholihin Nur |
Sumber | : TIMES Jakarta |