Boni Hargens Sebut Hoaks di Politik Indonesia Sudah Masuk Pada Post-Truth Society

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI), Boni Hargens menilai maraknya berita hoaks atau berita bohong di dalam lingkaran politik Indonesia sudah masuk pada era Post-truth Society. Pasalnya, publik sudah tidak lagi menerima standar lama dalam menerima informasi.
Menurut Boni, anehnya realitas sosial tersebut gampang saja diterima oleh masyarakat luas dan tidak ada yang mau melawan dengan strategi baru sebagai media tandingan untuk melindungi diri dari hoaks.
Advertisement
Yang lebih parah lagi, hoaks tersebut dimanfaatkan oleh para politisi untuk alat utama kampanye mereka. Hoaks dipilih sebagai senjata utama untuk mengelabuhi masyarakat dan menjatuhkan lawan politiknya.
"Para politisi melihat kondisi ini sebagai peluang untuk meraih kekuasaan. Logika kecurangan dan strategi kebohongan menjadi trend baru yang dibungkus dengan istilah Negative Campaign yang sebetulnya dalam praksis menjadi Black Campaign atau kampanye hitam. Semuanya dianggap wajar karena politik demokrasi elektoral dipahami sebagai pertarungan menang-kalah, bukan benar salah. Logika pragmatisme menjadi arus utama," ujar Boni dalam diskusi "Abang None Ngopiskusi Millenial Jakarta Pusat" di Ammarin Restauran, Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2019).
Boni mengaku heran kenapa kejadian hoaks itu dibiarkan begitu saja oleh masyarakat dan tidak menyiapkan inisiatif baru untuk menyangkal berita hoaks susulan dari oknum yang tidak bertanggungjawab.
Dia menanggapi isu hoaks itu sebagian besar dilakukan oleh politisi untuk menajamkan strategi politiknya. Dan dia meyakini hal itu dilakukan oleh politisi yang pecundang yang tidak ingin berkompetisi dengan sehat.
"Hoaks tentang KPU RI curang, tuduhan bahwa aparat keamanan mengintervensi pemilu, termasuk gossip lama tentang tujuh kontainer surat suara tercoblos yang dihembuskan lewat akun medsos kader Demokrat, Andi Arief, mengacaukan ruang politik tetapi tetap saja dinikmati sebagai pertunjukan wajar oleh para politisi pecundang," tegas Boni Hargens, Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI). (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |
Sumber | : TIMES Jakarta |