Politik Inovasi Kepala Daerah Terpilih

Ini Sosok Kustini, Bupati Terpilih Kabupaten Sleman Pilkada 2020

Kamis, 21 Januari 2021 - 12:01 | 109.83k
Kustini Sri Punomo (baju batik dan jilbab merah), yang akan dilantik sebagai bupati Sleman periode 2021-2024 pada Februari mendatang. (FOTO: Dok. Kustini for TIMES Indonesia)
Kustini Sri Punomo (baju batik dan jilbab merah), yang akan dilantik sebagai bupati Sleman periode 2021-2024 pada Februari mendatang. (FOTO: Dok. Kustini for TIMES Indonesia)
FOKUS

Inovasi Kepala Daerah Terpilih

TIMESINDONESIA, SLEMAN – Pertengahan Februari mendatang, Kustini Sri Punomo akan dilantik sebagai Bupati Sleman periode 2021-2024 bersama Danang Maharsa sebagai wakil bupati Sleman. Pasangan yang diusung PDI Perjuangan, Partai Demokrat dan PAN (Partai Amanat Nasional) ini unggul pada Pilbup Sleman 2020 atas dua pesaingnya. Yaitu, pasangan Danang Wicaksana Sulistya - R. Agus Cholik dan pasangan Sri Muslimatun-Amin Purnomo.

Perempuan kelahiran Kabupaten Jepara Jawa Tengah pada 12 Oktober 1960 silam ini merupakan isteri dari Bupati Sleman Sri Purnomo yang telah menjabat selama dua periode yaitu periode 2010-2015 dan periode 2015-2020.

Kustini 2

Kustini dan Sri Purnomo dikaruniai tiga orang anak. Mereka adalah Dr Aviandi Okta Maulana yang kini menjadi tenaga pengajar/dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM. Kemudian, anak kedua bernama dr Nudia Rimanda Pangesti yang berprofesi sebagai dokter. Anak ketiga yaitu dr Raudi Akmal juga seorang dokter dan kini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Sleman.

Semasa kecil, kehidupan Kustini berada di tengah keluarga yang sederhana dan religius. Kustini menempuh studi pendidikan Sarjana Muda di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah itu, dia melanjutkan studi S1 di tempat yang sama dengan mengambil Jurusan Ushuluddin, Fakultas Perbandingan Agama.

Sejak duduk dibangku kuliah, Kustini sudah berkecimpung di dunia pergerakan, bidang keluarga, sosial, olahraga, wirausaha, kesehatan hingga kesejahteraan petani. Kepedulian itu semakin nampak ketika sang suami kali pertama menduduki kursi birokrat sebagai wakil bupati mendampingi Bupati Sleman Ibnu Subiyanto. Sejak saat itu, Kustini aktif dalam Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) dan Ketua Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sleman.

Kustini 3

Kustini juga pernah menjabat sebagai anggota Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Sleman mulai tahun 2005 hingga sekarang, Ketua TP PKK Kabupaten Sleman mulai 2010 hingga sekarang, Ketua Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda) Kabupaten Sleman sejak 2010 hingga sekarang, dan Ketua Persatuan Wanita Olahraga Sekuruh Indonesia (Perwosi) Kabupaten Sleman sejak 2010 hingga sekarang.

Ia juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Kabupaten Sleman mulai tahun 2010 hingga sekarang, Pembina Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kabupaten Sleman dari tahun 2010 hingga sekarang, dan Pembina Dharma Wanita Kabupaten Sleman mulai tahun 2010 hingga sekarang.

Sebagai ketua Dekranasda Sleman, Kustini merasa prihatin karena Kabupaten Sleman belum mempunyai buah tangan hasil kerajinan sebagai ciri khas bumi Sembada. Karena itu, pada 2013 Dekranasda bersama Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar sayembara ikon batik Sleman.

Sayembara tersebut diikuti 215 peserta. Setelah seleksi, terpilih 7 motif hingga akhirnya motif Parijotho Salak menjadi pemenangnya. “Parijoto adalah tanaman asli Sleman yang tumbuh di lereng Gunung Merapi dan banyak ditemukan di Kapanewon/Kecamatan Pakem dan Kapanewon/Kecamatan Cangkringan.

“Tanaman Parijoto hanya tumbuh di atas ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut ini juga memiliki banyak manfaat dan memiliki khasiat sehingga bisa melambangkan kemakmuran,” kata Kustini.

Sementara itu, salak adalah tanaman asli Kabupaten Sleman. Kombinasi keduanya menjadi kombinasi khas Kabupaten Sleman yang memiliki nilai kultural di dalamnya. Untuk memperkenalkan motif Parijotho salak, sekaligus membantu perekonomian pembatik, Kustini mencetuskan Gerakan Beli Batik Sleman pada 2020.

"Adanya Gerakan Beli Batik Sleman harapannya untuk kedepan semua yang ada di Sleman harus membeli batik dari pengrajin di Sleman. Kita harus menggunakan produk yang dibuat oleh masyarakat kita sendiri," terang Kustini.

Selain Gerakan Beli Batik Sleman, Kustini mengusulkan kepada Pemkab Sleman untuk menggunakan batik motif Parijotho salak sebagai seragam haji. Usulan tersebut diterima dengan baik dan masih berjalan hingga sekarang.

Selain perhatiannya kepada dunia wirausaha dan kerajinan di Kabupaten Sleman, yang berbuah menjadi sebuah prestasi, Kustini Sri Purnomo juga mencatatkan sejumlah pencapaian. Sejak 2010 hingga 2019, Kustini mencatatkan 8 penghargaan.

Pada 2010, ketika menjabat Ketua TP PKK Kabupaten Sleman, penghargaan Juara Tertib Administrasi (Madya III) berhasil diraih. Pada 2012, menjadi pencetus sayembara batik Parijotho salak sebagai ciri khas Sleman, ketika menjabat Ketua Dekranasda Kabupaten Sleman.

Masih pada tahun yaitu 2012, ketika menjabat Ketua TP PKK Kustini meraih Juara III Tertib Administrasi (Utama III). Selanjutnya, pada 2014 Kustini Sri Purnomo meraih juara Utama II PKDRT sebagai Ketua TP PKK. Pada 2017, meraih Juara Utama III PAAR sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Sleman.

Pada 2019, Kustini meraih dua penghargaan. Pertama, Penghargaan Pakarti Madya III Tingkat Nasional untuk kategori Pelayanan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat IVA Test. Kedua, menjadi pencetus boneka Salman sebagai souvenir khas Kabupaten Sleman dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dekranasda Sleman. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES