Politik

Bertemu dengan Prabowo, Pengamat: Khofifah Memang Lebih Menjual

Selasa, 14 Februari 2023 - 16:52 | 100.94k
Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan dengan Khofifah Indar Parawansa. (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Prabowo Subianto saat melakukan pertemuan dengan Khofifah Indar Parawansa. (FOTO: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, pertemuan tertutup Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Surabaya kemarin tampaknya membicarakan Pilpres 2024.

"Prabowo tampaknya meminta kesediaan Khofifah untuk menjadi cawapresnya pada Pilpres 2024. Indikasi itu dapat dilihat dari dua hal," katanya dalam keterangan tertulis kepada TIMES Indonesia, Selasa (14/2/2023).

Advertisement

Pertama, kata dia, pertemuan dilakukan tertutup. Ini artinya, ada hal sangat rahasia yang ingin disampaikan Prabowo kepada Khofifah. Hal rahasia itu untuk saat ini kiranya berkaitan dengan pendampingnya pada Pilpres 2024.

"Pertemuan itu tampaknya lanjutan yang dilakukan 3 Mei 2022. Karena itu, pertemuan tertutup di kawasan Gubeng itu untuk mematangkan duet Prabowo-Khofifah pada Pilpres 2014," jelasnya.

Kedua, kata dia, Prabowo memuji Khofifah setelah usai pertemuan. Pujian terhadap keberhasilan Khofifah memimpin Jawa Timur mengindikasikan kelayakannya menjadi cawapres.

"Pujian Prabowo itu merupakan bentuk komunikasi politik indirect. Prabowo tidak menyatakan ini lho bakal cawapresnya. Namun dengan menyatakan beragam prestasi Khofifah, Prabowo sudah memberi sinyal inilah sosok yang paling layak jadi cawapresnya," katanya.

Khofifah Lebih Menjual

Jamiluddin menilai, duet Prabowo-Khofifah memang lebih kompetitif dibandingkan Prabowo-Muhaimin Iskandar. "Suka tidak suka Khofifah memang lebih menjual daripada Cak Imin," jelasnya.

Ia menilai, Prabowo akan berpeluang menang di Jawa Timur bila berpasangan dengan Khofifah. Hal itu dapat menebus kekalahannya di Jawa Timur pada Pilpres 2019 lalu.

Jika nanti Khofifah nantinya jadi cawapresnya Prabowo, maka tertutuplah peluang Muhaimin Iskandar untuk menjadi cawapres. "Padahal, Cak Imin sudah melakukan berbagai manuver agar Prabowo menjadikannya cawapres," katanya.

Karena itu, bila Khofifah jadi cawapres Prabowo bukan restu Muhaimin, maka ada kemungkinan koalisi Gerindra-PKB akan bubar. "PKB bisa saja berlabuh ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau ke PDIP," jelasnya.

Kalau hal itu terjadi, lanjut dia, maka Gerindra belum dapat mengusung Prabowo-Khofifah pada Pilpres 2024. Sebab, Presidential Threshold 20 persen tidak terpenuhi.

"Kiranya hal itu menjadi simalakama bagi Prabowo bila memaksakan Khofifah menjadi cawapresnya. Memang pilihan sulit bagi Prabowo. Pilih Cak Imin tapi peluang kalah besar. Namun pilih Khofifah, Presidential threshold 20 persen tidak terpenuhi. Padahal Prabowo berharap Pilpres 2024 akan mengantarkannya menjadi RI 1," ujarnya.

Diberikan sebelumnya, Prabowo Subianto menjamu makan malam Khofifah Indar Parawansa di Restoran De'Soematra Surabaya, Senin (13/2/2023) kemarin malam. 

Prabowo menyebut momen itu adalah undangan balasan setelah lawatan jamuan makan di Grahadi beberapa waktu lalu. "Malam ini saya membalas undangan beliau," kata Prabowo.

Sementara disinggung potensi pembicaraan terkait Pilpres, Prabowo sedikit menguraikan bahwa perbincangan keduanya berkutat seputar kinerja pemerintahan hingga sejarah Nahdlatul Ulama (NU). 

"Jadi ya memang tempat ini menarik unik jadi ada kesan sejarah dan sebagainya, jadi kami membahas macem-macem lah sejarah NU, lalu beliau menceritakan upaya beliau melanjutkan komunikasi dengan timur tengah dengan dunia akademis. Timur tengah gimana melestarikan Islam yang moderat. Saya kira saya belajar banyak dari beliau masalah NU, sejarah NU," ujarnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES