Politik

Gus Haris Sosok Kiai Muda Multitalenta dari Pondok Pesantren Genggong Probolinggo

Jumat, 17 Maret 2023 - 13:16 | 846.04k
KH. Moh Haris Damanhuri Romly (Gus Haris). (Foto: Dok TIMES Indonesia)
KH. Moh Haris Damanhuri Romly (Gus Haris). (Foto: Dok TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOPilkada Kabupaten Probolinggo 2024 melambungkan nama Gus Haris. Hasil survei LSI Denny JA menempatkan kiai milenial ini, sebagai calon Bupati Probolinggo dengan elektabilitas tertinggi dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

Hasil survei terhadap 440 responden berusia 17 tahun ke atas tersebut, menunjukkan besarnya harapan masyarakat terhadap sosok berlatar belakang tokoh agama seperti Gus Haris, untuk memimpin Kabupaten Probolinggo.

Advertisement

Gus Haris lahir dari keluarga pesantren pada 27 September 1974. Tokoh pluralisme ini adalah putra dari pasangan Almarhum KH Damanhuri Romly dan Nyai Hajjah Diana Susilowati, yang akrab disapa Ning Sus.

Ning Sus merupakan putri KH Mohammad Hasan Saifouridzall, khalifah ketiga Ponpes Zainul Hasan Genggong, Kabupaten Probolinggo. Cucu dari KH Moh Hasan Genggong, atau yang dikenal dengan Kiai Hasan Sepuh.

Sedangkan Almarhum KH Damanhuri Romly berasal dari Jombang. Beliau merupakan putera dari KH Muhammad Romly Tamim, atau cucu dari pendiri Ponpes Darul Ulum, KH Tamim Irsyad.

Santri Akademis Bergelar Dokter

Saat memasuki usia sekolah, Gus Haris menapaki pendidikannya tidak di Probolinggo. Ia diutus oleh keluarganya untuk bersekolah sekaligus nyantri di Ponpes Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur. 

Di Ponpes milik kakek dari mendiang ayahnya tersebut, ulama muda bersuara merdu ini bersekolah sampai tingkat SMA sederajat. Meski mengenyam pendidikan di pesantren keluarga, namun disiplin tetap diterapkan. Sama seperti siswa lainnya di pesantren tersebut.

Beranjak dari kursi pendidikan menengah, ia kemudian melanjutkan ke perguruan tinggi di Universitas Sultan Agung, Semarang, Jawa Tengah. Ia kemudian mengambil jalur akademis pada bidang kedokteran.

Hingga saat ini, keponakan KH Moh Hasan Mutawakkil Alallah ini menyandang gelar dokter. Ia juga telah menempuh kuliah pasca sarjana, dan bergelar Magister Kesehatan.

Figur Multitalenta

Figur dengan nama lengkap Moh Haris Damanhuri Romly ini, tak hanya fasih di bidang agama dan kesehatan. Penerima Anugerah NUComic 2022 Kategori Tokoh Penggerak Ekonomi Pesantren ini, juga punya jiwa seni yang tinggi.

Hal itu dibuktikan dengan beberapa lagu karya yang dinyanyikannya bertema muatan lokal dan religius. Suaranya pun merdu.

Ada beberapa lagu yang telah dilantunkannya. Di antaranya, "Probolinggo Paradise." Lagu ini menceritakan kekayaan dan keindahan alam Kabupaten Probolinggo. Keindahan alam pegunungan hingga pantai, ada pada lirik lagu tersebut.

Ada pula lagu berjudul "Guratan Hati," "Jadi Diri Sendiri," lagu "Malaikat Ku (Ibu)," lagu "Risalah NU," lagu "Penenun Mimpi," dan beberapa judul lainnya.

Gus Haris adalah salah satu aktor pada film berjudul "Lima Titipan Ilahi," produksi Crozcomp Cinema Makmur. Dalam film yang dirilis pada tahun 2006 tersebut, ia memerankan sosok Gus Nur.

Bukan Menara Gading

Meski dikaruniai banyak keunggulan, Gus Haris tak hidup di menara gading dan bersikap masa bodoh terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Ia dekat dengan banyak komunitas dan hidup bersama mereka.

Seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Pengurus Pusat Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa, dan Ketua Pagar Nusa Genggong.

Gus Haris juga ada di tengah-tengah komunitas berkuda, dan komunitas motor. Mulai yang kecil, motor klasik sampai motor gede. Begitu juga dengan komunitas sepeda. Mulai yang tua sampai berbagai macam sepeda lainnya.

Kehadiran Gus Haris di berbagai komunitas tersebut terjadi atas permintaan internal komunitas sendiri. Sebagai sosok multitalenta, Gus Haris diminta untuk mengayomi, merawat dan membesarkan.

Alasannya beragam. Ada yang beralasan karena Gus Haris masih muda. Tapi tak sedikit yang mengatakan bahwa Gus Haris wong pinter (Bahasa Jawa, Orang Pandai, Red).

Ada pula yang menyebut karena tidak ada sekat dengannya. Jagongan, ok. Makan nasi karak, gak masalah. Ngemper pun boleh. Padahal, ia adalah seorang ulama dari pesantren besar, Ponpes Zainul Hasan Genggong.

Merasakan Denyut Kehidupan Masyarakat

Kedekatan dengan lintas komunitas tersebut, membuat figur egaliter ini merasakan langsung denyut nadi kehidupan masyarakat.

Banyaknya kawan lintas organisasi dan komunitas, membuat Gus Haris banyak menerima informasi beragam. Tak melulu soal komunitas yang dirawatnya, tapi juga tentang kondisi Kabupaten Probolinggo dengan beragam atributnya.

Di bidang ekonomi, berdasarkan data BPS, daerah perpenduduk 1,15 juta jiwa (Sensus Penduduk 2020) tersebut berstatus sebagai daerah termiskin keempat di antara 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.

Tahun lalu, 203,23 ribu penduduk di Kabupaten Probolinggo hidup di bawah garis kemiskinan. Angka itu setara dengan 17,2 persen dari total penduduk.

Senafas dengan harapan masyarakat terhadap sosok pemimpin berlatar belakang tokoh agama, sebagaimana tergambar pada survei LSI Denny JA, Gus Haris hadir untuk Kabupaten Probolinggo.

Bersama Partai Gerindra, Gus Haris hadir untuk Kabupaten Probolinggo lebih maju dan bermartabat dengan tagline SAE: Sami-sami Andandani Ekonomi. Bersama-sama memperbaiki ekonomi. Pro investasi, menuju masyarakat sejahtera. (d)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES