Politik

Kisah Caleg PDIP Kota Malang Ida Soesanti: Cari TKI Kabur hingga Catering Gratis untuk Lansia

Kamis, 03 Agustus 2023 - 06:23 | 65.56k
Anastasia Ida Soesanti caleg dapil Lowokwaru Kota Malang. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)
Anastasia Ida Soesanti caleg dapil Lowokwaru Kota Malang. (Foto: Tria Adha/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, MALANG – Anastasia Ida Soesanti mengaku bersyukur dan semakin memiliki empati tinggi terhadap sesama. Itu muncul sejak ia membuka Penyedia Jasa Tenaga Kerja (PJTKI) dan bisnis catering. 

Calon Legislatif (Caleg) Kota Malang Dapil Lowokwaru dari PDI Perjuangan ini memulai perjalanan karirnya dengan membuka bisnis catering pada 1993. Saat itu Ida mampu melayani catering hingga 1.000 orang per hari pagi, siang, dan malam. 

Advertisement

Di era reformasi 1998, Ida harus menutup cateringnya di Batam karena mengikuti suaminya bekerja di Jakarta sebagai lawyer. Pada saat itu Ida memutuskan membantu bisnis suaminya sebagai penyedia layanan jasa penataan arsip dan digitalisasi. Pada 2006 ia kembali ke Kota Malang, kota kelahirannya hingga sekarang.

Di balik kegigihannya, Ida  melanjutkan kesibukannya menjadi penyedia layanan jasa di Kota Malang. Kali ini penyedia jasa tenaga kerja atau PJTKI.

Di setiap perjalanan karirnya, Ida Soesanti tak berhenti bersyukur. Sebab, di setiap fasenya memiliki pembelajaran hidup yang berarti. 

Singkat cerita Ida disibukkan dengan wira-wiri ke Kedubes Indonesia untuk Malaysia. Berurusan dengan WNI yang ia kirim ke negeri Jiran itu 

Bisnis yang Ida lakoni tidak selalu berjalan mulus. Ida pernah blusukan di Malaysia mencari pekerja yang kabur. Pekerja yang dikirim via PJTKI miliknya kabur dan tidak diketahui keberadaannya. 

"Saya bolak balik ke Kedubes buat cari pekerja yang saya kirim, dia kabur dari majikannya. Padahal majikannya baik, dia sempat telepon saya dan minta tolong karena dia tersesat di salah satu hutan di Malaysia, hutan Malaysia itu luas, bagaimana saya bisa cari," cerita Ida.

Tak lama pekerja yang berdomisili dari daerah Jawa Tengah tersebut ditemukan. Saat itu terlibat sindikasi jual beli pekerja dengan iming-iming gaji yang menggiurkan. 

"Dari situ saya belajar, ngurus orang itu tidak gampang, meski saat itu sudah di luar tanggung jawab saya ya karena dia terlibat sindikasi, tapi saya tetap cari dia dan bantu," ungkapnya. 

Pasang Surut

Bisnis PJTKI yang ia bangun akhirnya harus tutup karena suatu alasan. Wanita kelahiran Kota Malang pada 1970 silam ini lalu membuka kembali peluang bisnis di bidang catering pada 2010.

Suatu bisnis pasti ada pasang surutnya, begitu pula Ida merasakannya saat kembali membuka bisnis catering untuk rumahan. 

Bisnis Ida kembali diuji. Suatu ketika Ida harus melayani catering pasangan yang sudah sepuh (tua). "Dalam hati, saya membantu ketika pasangan tua itu memberi tahu saya bahwa anaknya yang selama ini membiayai catering telah meninggal, lalu saya gratiskan cateringnya," ungkapnya. 

Ia tak perlu berpikir panjang. Hati nuraninya terketuk begitu saja. 

"Saya berusaha bantu saya engga bisa cuek, saya hafal betul saat sekolah dulu diajarkan pelajaran P4, simpati dan berempati itu penting," imbuhnya. 

Kini ia berkesempatan untuk maju dalam pemilihan calon legislatif yang akan dilaksanakan pencoblosan pada 2024 mendatang. 

Berangkat dari pengalaman-pengalaman hidup yang pernah ia jalani, Ida mengaku peduli dengan Kota Malang. Dia ingin berkontribusi untuk Kota Malang.

"Saya harus melakukan sesuatu untuk Kota Malang. Lewat caleg mungkin nanti saya bisa," imbuhnya. 

Ia juga berpesan kepada kaum Gen Z untuk tidak menjadi masyarakat yang cuek, terlebih dibalik perkembangan teknologi terkini.

"Gen Z jangan sampai cuek sama lingkungan sekitar karena gadged, mereka mau ke tps untuk memilih caleg sesuai hati nuraninya saya sudah syukur, kalau engga tau siapa calon-calonnya bisa browsing kan," pesannya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES