Demokrat Bondowoso Copot Banner dan Hapus Foto Anies-AHY

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Secara mengejutkan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menjadi cawapres Anies Baswedan.
Hal itu membuat Partai Demokrat yang sedari awal menyatakan sikap bergabung dengan Nasdem memenangkan Anies merasa dikhianati.
Advertisement
Demokrat menilai penetapan Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan adalah keputusan sepihak.
Bahkan di sejumlah daerah, Partai Demokrat menurunkan banner yang memampang foto Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono.
Hal serupa juga dilakukan oleh DPC Demokrat Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
Ketua DPC Demokrat Bondowoso, Subangkit Adiputra menegaskan satu komando dengan pimpinan pusat.
Bahkan pihaknya sudah menghapus flyer Anies-AHY di media sosial Demokrat. Termasuk di media sosial para kadernya.
Postingan itu ada yang di Instagram, Facebook, TikTok maupun Twitter. "Karena itu perintah pusat," kata dia.
Adapun untuk jumlah banner Anies-AHY di Bondowoso tidak terlalu banyak. Sebab pemasangannya tidak masif karena belum ada kepastian.
"Bahkan ada caleg mau masang, saya sampaikan jangan dulu. Karena belum pasti," jelas dia.
Dia menilai Anies Baswedan sebagai calon pemimpin tidak konsisten dan kurang sportif, serta tidak mematuhi apa yang menjadi kesepakatan sebelumnya.
Sebenarnya di dunia politik hal itu sah-sah saja. Namun setidaknya sebagai politisi dan calon pemimpin harus berkomitmen dan sportif.
Menurutnya, apa yang diucapkan Anies merupakan wujud atau representasi kepribadiannya sendiri.
Jika kemudian Demokrat berpindah haluan, dia memastikan DPC Demokrat Bondowoso tetap satu komando.
Dia berharap Agus Harimurti Yudhoyono, tetap maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Baik sebagai Capres atau Cawapres," imbuh dia.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Konten promosi pada widget ini bukan konten yang diproduksi oleh redaksi TIMES Indonesia. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.