Politik

Soal Narasi Pilpres 2024 Satu Putaran, Begini Pendapat Pakar Politik UGM

Rabu, 22 November 2023 - 08:31 | 28.43k
Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati. (FOTO: Olivia Rianjani/TIMES Indonesia)
Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati. (FOTO: Olivia Rianjani/TIMES Indonesia)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Sejumlah pakar politik memprediksi Pilpres 2024 yang diikuti oleh tiga pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden akan berlangsung dua putaran. Alasannya, suara setiap pasangan capres-cawapres belum bisa dikalkulasikan karena akan terpecah.

Bahkan, kecenderungan seseorang tidak bisa diketahui jauh hari sebelum waktu hari H pemilihan, tak terkecuali generasi muda yang dapat berpindah pilihan calon (swing voters).

Advertisement

Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Mada Sukmajati berpandangan Pilpres 2024 berjalan lebih dari satu putaran. Ia pun menaruh curiga terhadap narasi satu putaran yang kerap dikeluarkan oleh tim pemenangan capres tertentu.

“Saya tidak yakin satu putaran, meski bukan tidak mungkin itu terjadi. Kesimpulannya, satu putaran itu dicurigai bahwa itu (pemilih) antara tidak memahami karakter atau hanya suara pesanan,” kata Mada kepada TIMES Indonesia, Rabu (22/11/2023).

Mada menyebutkan, sampai saat ini arah dukungan dari generasi muda masih didominasi mengarah kepada Calon Presiden Prabowo Subianto. Namun demikian, pemilihan muda bisa berubah dalam waktu sekejap.

Apalagi, kepastian suara generasi muda berbeda dengan era sebelumnya yang selalu dipengaruhi oleh lingkungan seseorang. “Bisa berubah seminggu atau bahkan saat hari H coblosan,” tandas Mada.

Saat disinggung mengenai program ketiga paslon, Mada menerangkan program yang ditawarkan capres dan cawapres tidak ada yang terlalu baik maupun terlalu buruk.

Bahkan, yang paling banyak dibicarakan adalah mengenai keberlanjutan program pemerintah sebelumnya atau saat ini oleh di era Presiden Jokowi.

Ia menyebut saat ini sudah mulai terbentuk framing jika salah satu paslon tidak melanjutkan program Presiden Jokowi. Kalau paslon pertama tentu berbeda dengan pemerintah saat ini, paslon dua sudah pasti melanjutkan, kalau pasangan tiga memilah dan memilih.

"Jadi untuk memudahkan anak muda, mereka kalau ingin berubah total ya pilih Anies, atau melanjutkan sepenuhnya milih Prabowo, atau sebagian tetap ya pilih Ganjar. Karena kecenderungan anak muda saat ini bisa berubah akan terpengaruh berbagai macam kondisi,” kata Mada.

Paslon Diingatkan Agar Tak Blunder

Di sisi lain, Mada meningatkan kepada ketiga paslom agar tidak melakukan sikap blunder. Sebab, narasi yang mblunder akan berpengaruh terhadap persepsi anak muda bahkan secara otomatis akan berpengaruh terhadap penurunan elektabilitas.

Karena itu, menurutnya, tim tiga pasangan calon harus berhati-hati untuk tidak melakukan blunder. Ketika blunder sekecil apapun akan dimanfaatkan oleh lawan lawan politiknya yang itu tentunya akan mempengaruhi persepsi anak muda.

"Seperti yang terjadi pada paslon 3 yang mengkritik hukum era Jokowi diberi poin 5 itu kan dibalikin lagi, kan Menkopolhukamnya jadi cawapres Anda. Nah itu bisa menjadi bahan bagi publik untuk bisa mengolah informasi ini sehingga tidak memberikan pilihannya,” ungkap pakar politik UGM ini terkait dinamika Pilpres 2024. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES