Rektor UM Tanggapi Sikap Kampus untuk Presiden Jokowi

TIMESINDONESIA, MALANG – Rektor Universitas Negeri Malang (UM) Prof Hariyono buka suara soal sivitas akademikanya turut mengambil sikap terhadap kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dinilai melanggar etika dan moral.
Hariyono mengatakan, sikap yang diambil oleh para profesor dan guru besar pada sivitas akademika UM ini merupakan kebebasan dalam berpikir.
Advertisement
"Setiap kampus, warganya memiliki kebebasan dalam berpikir," ujar Hariyono, Selasa (6/2/2024).
Ia mengungkapkan, selama apa yang disampaikan tak menggangu regulasi yang ada dan memiliki dasar akademik yang baik, ia persilahkan.
"Sehingga bahasanya tidak provokatif, bahkan menurut saya yang dibacakan teman-teman sesuai nilai Pancasila," ungkapnya.
Dengan adanya sikap dari sivitas akademika tersebut, Hariyono mengaku hal itu tak mengganggu kondusifitas kampus.
"Bahasa kita kampus sebagai kekuatan moral, sehingga kekuatan moral itu bagaimana polisi sebagai mitra keamanan harus profesional, TNI harus profesional dan kami ASN juga harus profesional, sehingga penyelenggaraan juga harus profesional," bebernya.
Menurutnya, sikap tersebut merupakan sebagai pengingat dalam kaidah negara modern saat ini.
Terpenting, kata Hariyono, tak boleh ada unsur adu domba ataupun memecah belah bangsa ditengah gejolak politik jelang Pemilu 2024.
"Perkara ada kekurangan, kelebihan, ya itu wacana publik yang bisa dibicarakan. Selama wacana yang dikembangkan itu tidak bertentangan atau mengadu domba, memecah belah bangsa, ya kita hormati," tegasnya.
Dengan begitu, ia tak pernah melarang siapapun hingga para guru besar di UM mengambil sikap tentang demokrasi dan kepemimpinan Indonesia saat ini.
"Saat guru besar menyatakan pendapat masak saya larang, kan dia bukan untuk makar," tuturnya.
"Selama untuk kebaikan bangsa dan negara dan secara akademis bisa dipertanggungjawabkan, ya kebebasan akademik kita jaga dan itu bagian dari roh dunia demokrasi," sambungnya.
Ia juga berpikir, sikap ini bukan menjadi masalah yang besar dilingkungan UM. Sebab, banyak juga kampus lain yang menyatakan sikap yang sama, seperti halnya Universitas Brawijaya (UB) Malang.
"Teman teman setelah deklarasi itu langsung mengajar. Saya juga tanya ke salah satu guru besar, apa kuliahnya bahas tentang deklarasi, ya enggak. Jadi semua normal saja," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sivitas akademika UM menyatakan sikap terhadap Presiden Jokowi, Senin (5/2/2024) kemarin.
Dalam pernyataan sikap tersebut, mereka meminta Presiden Jokowi agar menjaga cita-cita proklamasi dan reformasi. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Rizal Dani |