Politik Pilkada 2024

Kak Fai Mendengar, Santri Harus Terlibat dan Kolaborasi Dengan Pemkot Malang

Selasa, 09 Juli 2024 - 13:52 | 16.99k
Bakal Calon Wakil Wali Kota Malang, Fairouz Huda atau biasa disapa Kak Fai saat berada di Ponpes Al-Hikam. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
Bakal Calon Wakil Wali Kota Malang, Fairouz Huda atau biasa disapa Kak Fai saat berada di Ponpes Al-Hikam. (FOTO: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MALANG – Bakal calon Wakil Wali Kota Malang, Fairouz Huda ingin keberadaan santri bisa terlibat dalam penyelenggaraan Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Hal ini disampaikan saat diskusi panjang dalam program Kak Fai mendengar di Pondok Pesantren Al-Hikam Malang, Senin (8/7/2024) kemarin malam.

Pria yang akrab disapa Kak Fai ini, keberadaan santri di Kota Malang tentu tak boleh diabaikan. Apalagi menurutnya, Pemkot Malang juga memiliki tanggung jawab di dalamnya.

Advertisement

berada-2.jpg

"Karena siapapun yang tinggal di Kota Malang, termasuk kalangan santri, menjadi tanggung jawab Pemkot Malang. Untuk itu, santri harus dilibatkan dalam membangun Kota Malang, khususnya kultur pendidikan," ujar Kak Fai, Selasa (9/7/2024).

Dalam kegiatan Kak Fai mendengar sekaligus Syawir Tematik Siyasah bertajuk Visi Politik Kaum Santri, Kak Fai menegaskan bahwa sudah saatnya santri di Kota Malang mulai menyisihkan perhatiannya ke politik.

Setidaknya, lanjut Kak Fai, hal ini dapat dilakukan dengan membuka diri untuk dapat berkoalisi dan bersinergi bersama Pemkot Malang.

"Untuk secara perlahan menumbuhkan kultur pendidikan. Hubungan sekarang dengan Pemkot Malang terkesan ada jarak. Seolah-olah pesantren hidup sendiri dan pemerintah hidup sendiri," ungkapnya.

Disisi lain, ia menilai bahwa saat ini sinergi dan kolaborasi antara kalangan santri dan Pemkor Malang kurang begitu nampak. Padahal, Kota Malang yang telah berpredikat sebagai kota pendidikan, terdapat banyak kalangan santri di dalamnya.

"Santri itu adalah aktor pendidikan. Seharusnya, bisa terlibat dalam upaya menumbuhkan kultur pendidikan," katanya.

Ia mencontohkan, sinergi antara pemerintah dan santri bisa melalui upaya menjaga keberlangsungan lingkungan hidup. Seperti halnya meningkatkan kesadaran masyarakat soal sampah.

Selain itu, santri juga bisa dilibatkan dalam kegiatan pendidikan di luar kelembagaan. Misalnya seperti untuk memberikan pendamping terhadap masyarakat yang buta huruf dan buta Al-Quran.

"Santri diajak untuk menanggulangi buta huruf, bagi lansia atau buta Al-Quran. Ini bisa dilakukan, sehingga kultur pendidikan tidak hanya di pesantren maupun lembaga pendidikan. Selama ini hal hal seperti itu belum kita rasakan," ucapnya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES