Bupati Probolinggo Ideal dan Problem Krusial yang Dihadapi Menurut Gus Hafidz

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024, akan dilangsungkan pada 27 November nanti. Pasangan bupati dan wakil bupati seperti apa yang cocok untuk daerah berpenduduk 1,15 juta jiwa berdasarakan Sensus Penduduk 2020 ini? Dan apa tantangan yang dihadapi ke depan?
Pimpinan Majelis Shalawat Syubbanul Muslimin, KH Hafidzul Hakim Noer atau Gus Hafidz mengatakan, Kabupaten Probolinggo memerlukan sosok yang punya jurus dewa mabuk untuk membenahi aspek pemerintahan.
Advertisement
Pada aspek ini, diperlukan pemerintahan yang memenuhi kepentingan rakyat. Bukan kepentingan pribadi untuk menjaga keberlangsungan sebuah jabatan.
Menurut figur asal Ponpes Nurul Qodim ini, selama ini pemerintahan cenderung menjadi alat untuk kepentingan pribadi dalam rangka menjaga keberlangsungan jabatan.
"Bukan yang profesional yang jadi acuan. Tapi (dia) orang saya atau bukan? Bermanfaat untuk saya atau tidak? Jadi, bukan untuk Kabupaten Probolinggo," sebutnya.
Karena itu, menurut Gus Hafidz, Kabupaten Probolinggo membutuhkan calon bupati yang profesional.
"Profesional dalam jabatan itu penting. Saya tidak memandang kiai atau siapa," kata peraih TIMES Indonesia Award 2021 untuk Kategori Man of The Year ini.
Kriteria berikutnya adalah sosok yang punya komitmen kuat untuk mengangkat budaya Probolinggo. Sebab menurut Gus Hafidz, sebuah daerah bisa maju bila menjunjung tinggi budaya.
Sebagai contoh, alumni Ponpes Lirboyo (1996-2005) ini menyebut Yogyakarta dan Banyuwangi, yang masyhur dengan sebutan sebagai Sunrise of Java.
Gus Hafidz mengatakan, Kabupaten Probolinggo kaya budaya. Ada Tari Glipang, Budaya Tengger dengan aneka ritual dan tradisinya, hingga Rumah Joglo Paitonan yang menurutnya kini hilang.
Selama ini, pemimpin memiliki perhatian yang minim terhadap kebudayaan. Padahal hal itu penting. "Agar masyarakat bangga dengan Probolinggo," terang pimpinan majelis shalawat dengan ribuah jemaah ini.
Siapa pun pasangan calon bupati dan wakil bupati Probolinggo yang terpilih untuk lima tahun ke depan, menurut Gus Hafidz, ia akan dihadapkan pada tiga problem krusial.
Pertama adalah birokrasi, yang disebutnya selama ini sarat korupsi, kolusi dan nepotisme atau KKN.
Problem krusial kedua adalah pendidikan, untuk meningkatkan sumber daya manusia atau SDM.
Dan problem paling krusial menurut Gus Hafidz adalah ekonomi. "Kabupaten Probolinggo itu kaya. Tapi banyak yang miskin," sebut figur yang pernah belajar di Yaman pada 2006-2009 ini.
Status Kabupaten Probolinggo sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi nomor empat di Jawa Timur selama bertahun-tahun, menurutnya merupakan hal aneh di tengah aneka aset yang dimiliki.
Sebagai contoh, Gus Hafidz menyebut Kecamatan Paiton dan sekitarnya yang menjadi sentra tembakau, Kecamatan Gending dan sekitarnya menjadi sentra bawang merah, kawasan Tengger sebagai sentra hortikultura, dan daerah Tiris dan sekitarnya segai sentra alpukat.
Berdasarakan Analisis Data Tembakau 2018 yang dirilis BPS Jatim, Kabupaten Probolinggo merupakan penghasil tembakau nomor empat di Jatim setelah Pamekasan, Sumenep dan Jember.
Untuk bawang merah, berdasarkan data BPS, Kabupaten Probolinggo menjadi produsen bawang merah tertinggi nomor dua di Jawa Timur setelah Kabupaten Nganjuk.
Sepanjang 2023, Probolinggo memproduksi 792.604 kwintal bawang merah. Sedangkan Nganjuk 1.837.579 kwintal.
Antara Gus Haris-Ra Fahmi dan Zulmi-Rasid
Diketahui, ada dua bakal pasangan calon bupati dan wakil bupati Probolinggo dalam Pilkada 2024.
Pasangan pertama adalah dr. Muhammad Haris atau Gus Haris dan Fahmi Abdul Haq Zaini atau Ra Fahmi.
Sedangkan pasangan kedua adalah Zulmi Noor Hasani dan Rasid.
Pasangan Gus Haris-Ra Fahmi diusung koalisi Partai Gerindra, PKB, Golkar, PPP, PKS dan mayoritas parpol non parlemen.
Sedangkan pasangan Zulmi-Rasid diusung koalisi parpol Nasdem, PDIP dan PAN (non parlemen).
Pasangan pertama merupakan representasi pondok pesantren. Gus Haris berasal dari Ponpes Zainul Hasan Genggong. Sedangkan Ra Fahmi berasal dari Ponpes Nurul Jadid.
Bagaimana dengan pasangan kedua? Zulmi merupakan politisi PDIP, putra dari bupati Probolinggo periode 2003-2008 dan periode 2008-2013, Hasan Aminuddin. Sedangkan Rasid merupakan politisi Nasdem.
Siapa dari dua pasangan tersebut yang akan dipercaya masyarakat menjadi Bupati Probolinggp dan Wakil Bupati Probolinggo periode 2024-2029 lewat Pilkada 2024 nanti? Wallahu a’lam. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Muhammad Iqbal |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |