Cabup Gresik Syahrul Munir Bakal Garap Potensi Bahari di Pulau Mengare

TIMESINDONESIA, GRESIK – Bakal Calon Bupati Gresik dari PKB, M Syahrul Munir bakal menggarap potensi bahari yang dimiliki Mengare Kecamatan Bungah.
Hal itu diungkapkan Syahrul saat kunjungan ke Mengare, antara lain ke Desa Kramat, Tanjung Widoro, dan Watu Agung.
Advertisement
Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan menyerap aspirasi masyarakat Mengare sekaligus mengenalkan Visi-misi Gresik Mentas (Gresik Menuju Tuntas).
Di Mengare, Syahrul menyaksikan potensi alam, terutama bahari dan perikanan yang potensial dikembangkan untuk mendongkrak perekonomian warga setempat yang banyak berprofesi sebagai nelayan.
"Di Pulau Mengare ini dikenal budidaya tambak dengan hasil ikan bandeng, dan hasil laut (bahari), nah sini banyak juga nelayan tangkap yang menghasilkan ikan, kepiting dan aneka ikan lainnya yang seharusnya bisa dikembangkan menjadi skala industri bidang boga bahari," kata Syahrul, Senin (13/8/2024).
Syahrul sempat mengunjungi Industri rumahan di Mengare yang menghasilkan daging kepiting kupas.
"Memang sudah ada pasarnya, namun saya melihat masih potensial dikembangkan untuk diserap industri makanan," terang Syahrul.
Di Mengare saat ini, pemudanya cenderung menyukai pekerjaan di luar, terutama di pabrik-pabrik sekitar Manyar, namun tidak bisa dijadikan mata pencaharian tetap.
Alasanya mereka terikat kerja kontrak yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan, sehingga menyebabkan banyaknya pengangguran di Mengare yang menjadi ring satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE.
"Karena itu, penting dilakukan hilirisasi hasil laut dan perikanan di Mengare, saya mendapatkan banyak masukan dari warga, dan tokoh setempat agar perekonomian di Mengare bisa dibangun dengan membina warga untuk menghasilkan produk berbasis hasil perikanan di sini, sekaligus agar pemuda di sini bisa berusaha tanpa harus bekerja di luar," terang Syahrul.
Syahrul mencontohkan, daging kepiting yang dihasilkan masyarakat Mengare seharusnya bisa diproduksi sendiri menjadi produk yang bernilai tambah, tidak hanya dipasok ke industri di dalam atau bahkan di luar Gresik.
"Kalaupun diekspor misalnya harus warga Mengare sendiri yang mengekspor, bukan pihak lain. Dari sini kami akan lakukan pembinaan, pendampingan proses produknya agar bisa memenuhi standar dan pendampingan perizinannya," jelas dia.
Syahrul menjelaskan, aspek lingkungan juga harus menjadi prioritas, pasalnya daerah pesisir seperti di Mengare terancam perubahan iklim akibat pemanasan global. Salah satu ancaman kongkritnya adalah naiknya permukaan air laut.
"Ini bisa mengancam keberlangsungan tambak ikan di Mengare yang selama ini dikenal menghasilkan bandeng-bandeng berkualitas," kata dia.
Tantangan yang dihadapi Nelayan Mengare, saat musim angin barat yang menyebabkan nelayan tak bisa melaut juga harus diantisipasi, solusinya, Syahrul akan menyiapkan bantuan sosial khusus nelayan selama tidak bekerja (melaut).
"Ada juga tantangan penggunaan jaring troll (pukat harimau) yang dikeluhkan nelayan Mengare, ini merusak lingkungan dan berpotensi mengurangi hasil tangkapan ikan. Tentu harus ditindak oleh aparat penegak hukum. Sebagai Bupati nanti saya akan pastikan berkoordinasi dengan aparat yang berwenang untuk mencegah penggunaan troll ini," tegas Syahrul.
Sementara, untuk menjamin akses kerja warga Mengare yang menjadi ring satu perusahaan di JIIPE, melalui program Gresik Mentas pengangguran, warga yang masih menganggur akan dilatih kompetensi kerja sekaligus akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan di Kabupaten Gresik.
"Secara terpusat akan kami bentuk pusat pembinaan karir, di dalamnya ada program pelatihan kerja, magang dan penyaluran ke Industri di Gresik," jelas Syahrul Munir, Cabup Gresik dari PKB. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |