Politik

Berkampanye di Zona Tiga Pulau Taliabu, Sashabila Mus Berikan Ruang Tanya Jawab untuk Petani

Rabu, 09 Oktober 2024 - 19:14 | 35.43k
La Sanusi, petani yang diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Sashabila Mus persoalan pertanian. (FOTO: Jurnalis Media Center Sashabila Mus dan La Ode Yasir)
La Sanusi, petani yang diberikan kesempatan untuk bertanya kepada Sashabila Mus persoalan pertanian. (FOTO: Jurnalis Media Center Sashabila Mus dan La Ode Yasir)
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, TALIABU – Salah satu tokoh masyarakat di Desa Bapenu, Kecamatan Taliabu Selatan, La Sanusi, menantang pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut satu , Sashabila Mus-Ode Yasir, untuk membahas kepentingan petani yang dikeluhkan tidak menjadi prioritas.

Hal tersebut disampaikan Bapak La Sanusi saat menghadiri kampanye pasangan calon dengan akronim SAYATALIABU di Desa Bapenu zona tiga pada 9 Oktober 2024.

Advertisement

Menurut pendapat La Sanusi, sektor pertanian harus menjadi prioritas utama dibandingkan dengan sektor pembangunan lainnya. Oleh karena itu, kepentingan petani harus menjadi yang paling diutamakan.

Sashabila-Mus-persoalan-pertanian-2.jpg

"Sebagai petani di daerah ini, kami merasa telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemajuan dari berbagai aspek. Namun, kami sering kali merasa terlupakan dan tidak mendapatkan perhatian yang cukup," kata La Sanufi.

"Oleh karena itu, saya berharap kepada calon Bupati untuk dapat memaparkan program pertanian yang jelas dan terarah. Saya melihat di baliho paslon nomor satu hari ini, program untuk pemberdayaan masyarakat petani dan nelayan diurutkan pada poin keempat. Padahal, seharusnya petani harus menjadi prioritas utama," tantang La Sanufi. 

Menanggapi pertanyaan tersebut, Sasha, sapaan akrab Sashabila Mus, menyatakan bahwa petani dan nelayan merupakan tulang punggung peradaban, dan program yang diusung pasangan SayaTaliabu adalah program menuju Taliabu yang mandiri, unggul, damai, dan adaptif dalam segala bidang, termasuk bidang pertanian dan nelayan.

"Saya berkeyakinan bahwa petani dan nelayan kita merupakan tulang punggung peradaban, bukan hanya tulang punggung ekonomi. Karena dari sektor pertanian dan perikanan, banyak anak-anak yang dapat bersekolah, kesehatan dapat diakses, dan infrastruktur dianggap layak investasi karena terlihat adanya perkembangan," jelas Sasha.

Dalam dekade terakhir, dunia telah mengalami perubahan ekonomi yang sangat dinamis. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengutamakan kemandirian, keunggulan, dan adaptif agar dapat menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin kompetitif.

"jadi memang dibutuhkan bukan masalah ketahanan pasar saja, tapi ketahanan para petani berubah sesuai dengan perkembangan yang ada," debutnya. 

Menurut Sashabila, akses pasar di Taliabu masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh kurangnya keseriusan dan perencanaan untuk pengembangan dan pemberdayaan masyarakat secara terperinci, terutama dari pemerintah daerah melalui bidang terkait.

"Mohon maaf sekali tapi saya harus jujur melihat Badan Promosi Daerah belum bekerja secara maksimal, padahal tugas mereka adalah memastikan bahwa produk produk asli daerah bukan hanya soal tambang itu memiliki pasar dan dan pembeli supaya ada perputaran ekonomi yang lebih cepat," katanya. 

Perlu dicatat bahwa potensi pertanian dan perikanan masih dijual dengan harga tengkulak yang cukup rendah, sehingga berdampak buruk terhadap perputaran ekonomi yang mengikuti harga pasar.

"Harga pasar tidak berlaku di Taliabu secara langsung, hal itu justru dilaksanakan di Luwuk atau di kendari sebagai daerah penerima hasil alam dari Taliabu. Sehingga petani dan nelayan di Taliabu walaupun harga pasar tinggi, mereka tidak sejahtera karena harga yang dibeli tidak sesuai dengan harga pasar," bebernya. 

Oleh karena itu, putri sulung Tokoh Pemekaran Kabupaten Pulau Taliabu, AHM, menilai perlu adanya intervensi pemerintah atas kegagalan terhadap harga pasar dengan memprioritaskan peningkatan daya beli.

"Bukan cuma daya beli di pasar, tetapi juga daya beli para petani dan nelayan. daya beli alat, daya beli pupuk, hal-hal yang memang dibutuhkan untuk memastikan bahwa produktivitas dan kualitas para petani bisa dijaga," jelasnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES