Politik Pilkada 2024

Khofifah Muliakan Masyarakat Madura, Luluk Optimalkan Jembatan Suramadu, Risma Tangani Tenaga Migran 

Jumat, 18 Oktober 2024 - 21:40 | 26.45k
Cagub Jatim 1 Luluk Nur Hamida dan Cagub Jatim nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa saat Debat Publik Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024 di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024). (Foto: Tangkapan Layar)
Cagub Jatim 1 Luluk Nur Hamida dan Cagub Jatim nomor urut 2 Khofifah Indar Parawansa saat Debat Publik Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024 di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024). (Foto: Tangkapan Layar)
FOKUS

Pilkada 2024

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Demografi kemiskinan dan kesenjangan menjadi sub tema pertanyaan dalam Debat Publik Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2024 di Graha Unesa, Jumat (18/10/2024).

Dalam tema ini, Calon Gubernur (Cagub) nomor urut 1, Luluk Nur Hamida mempertanyakan upaya peningkatan kesejahteraan dan ekonomi bagi masyarakat Madura kepada Cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa.

Advertisement

Khofifah memberikan jawaban bahwa di Pulau Madura, pada masa kepemimpinannya, ia telah melakukan pembangunan Pelabuhan Jangkar untuk memuliakan masyarakat Madura Kepulauan yang ada di Situbondo.

"Pelabuhan ini melayani masyarakat Madura. Kemudian pembangunan Pelabuhan Tungkek, Gili Iyang dan Masa Lembu," kata Khofifah.

Upaya lain yang telah dilakukan, kata Khofifah, juga menyiapkan PLTS di 22 pulau yang ada di Sumenep agar terkoneksi powerplan. Begitu juga layanan kesehatan di Kepulauan melalui rumah sakit terapung. 

"Ini cara kami memuliakan masyarakat Madura," ujar Khofifah.

Luluk memberikan tanggapan lain. Ia menyinggung keberadaan Jembatan Suramadu yang dinilai masih menjadi jembatan rakyat, bukan jembatan ekonomi sebagai hilirisasi. Ia berharap jembatan ini mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di sana.

Madura yang dikenal sebagai pulau garam dan lahan jagung juga bisa dioptimalkan.

"Seharusnya bisa mengungkit sektor garam yang saat ini masih impor. Madura juga punya ekosistem pertanian sebagai gudang jagung, namun kenapa jagung juga masih impor," kata Luluk.

Sementara Risma, mempertimbangkan masalah infrastruktur dan air. Jangankan untuk pertanian, untuk kehidupan sehari-hari tidak ada. Ia setuju dengan perindustrian garam dan banyak pekerja migran yang pernah ditangani Risma. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES