Politik Pilkada 2024

Kontraproduktif, Rasit Sebut Tidak Ada Kelangkaan Pupuk, Tapi Petani Kesulitan

Minggu, 03 November 2024 - 12:25 | 27.69k
H. Abd Rasit saat debat kandidat di salah satu hotel Surabaya. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
H. Abd Rasit saat debat kandidat di salah satu hotel Surabaya. (Foto: Abdul Jalil/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada 2024

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Calon Wakil Bupati Probolinggo Paslon 01, H. Abd Rasit, memberikan pernyataan terkait isu kelangkaan pupuk subsidi yang ramai dikeluhkan oleh petani. Dalam komentarnya, Abd Rasit menyebut tidak ada kelangkaan pupuk, melainkan kerumitan prosedur di tingkat distribusi hulu. 

Hal itu disampaikan usai debat kandidat putaran kedua Pilkada Kabupaten Probolinggo 2024, yang digelar KPU Kabupaten Probolinggo di Surabaya, Sabtu (2/11/2024) malam. Debat mempertemuan dua calon wakil bupati. Yaitu Abd Rasit dari paslon nomor urut 1, dan Fahmi AHZ dari paslon nomor urut 2.

Advertisement

Pernyataan Rasit tentang pupuk ini dinilai kontraproduktif oleh petani yang justru mengalami kesulitan besar dalam mendapatkan pupuk untuk kebutuhan tanam mereka.

Abd Rasit mengungkapkan, prosedur distribusi pupuk subsidi terlalu rumit hingga membuat serapan pupuk lambat hingga saat ini. "Ada Permentan (Peraturan Menteri Pertanian, Red) yang membatasi penggunaan pupuk serta petani yang menerima pupuk harus melewati berbagai prosedur," ungkapnya.

Namun, banyak petani yang menyatakan bahwa pernyataan tersebut kurang sesuai dengan kenyataan yang mereka alami sehari-hari. Mereka justru merasakan langsung betapa sulitnya mendapatkan pupuk subsidi, bahkan setelah mengikuti prosedur yang ada. 

Ahmad, seorang petani dari Kecamatan Dringu, mengungkapkan bahwa kelangkaan ini sangat menghambat aktivitas mereka di musim tanam. "Kalau memang tidak ada kelangkaan, kenapa kami sulit sekali mendapatkan pupuk? Kadang terpaksa beli non-subsidi dengan harga lebih mahal," ujarnya dengan nada kesal.

Para petani berharap agar calon pemimpin yang berkomentar mengenai isu pupuk dapat lebih memahami situasi di lapangan. Kesulitan yang dialami petani ini menunjukkan perlunya kebijakan yang tidak hanya berfokus pada prosedur di tingkat hulu, tetapi juga memastikan ketersediaan pupuk di tingkat lokal. 

Banyak petani di Kabupaten Probolinggo yang khawatir kelangkaan ini akan berdampak pada hasil panen mereka, yang tentu berimbas langsung pada kesejahteraan mereka.

Pernyataan Abd Rasit yang menyoroti distribusi pupuk ini dianggap belum sepenuhnya mewakili persoalan sebenarnya yang dirasakan petani. Para petani berharap solusi yang lebih konkret agar kebutuhan mereka dapat terpenuhi dengan mudah dan tepat waktu, sehingga kegiatan pertanian dapat berjalan tanpa kendala berarti. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Muhammad Iqbal
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES