Politik Pilkada 2024

Salaf Janjikan Inovasi Besar di Pilkada Malang 2024, Petani Miliarder Jadi Andalan  

Jumat, 08 November 2024 - 21:58 | 19.17k
Paslon Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang no urut 1, menyampaikan visi misi saat debat publik ke-2 yang digelar di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Malang, Jumat 8/10/2024. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
Paslon Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang no urut 1, menyampaikan visi misi saat debat publik ke-2 yang digelar di ruang rapat paripurna DPRD Kabupaten Malang, Jumat 8/10/2024. (FOTO: Adhitya Hendra/TIMES Indonesia)
FOKUS

Pilkada 2024

TIMESINDONESIA, MALANG – Pasangan calon (Paslon) nomor urut 1 Pilkada Kabupaten Malang, HM. Sanusi dan Lathifah Shohib atau yang dikenal dengan sebutan Salaf, membawa terobosan baru dalam kampanye Pilkada Malang 2024. Dalam debat publik kedua, mereka meluncurkan visi besar untuk mengubah wajah pertanian di Kabupaten Malang melalui konsep “Petani Miliarder”, bagian dari program unggulan Dasa Cita.  

Abah Sanusi, sapaan akrab HM. Sanusi, mengungkapkan bahwa Kabupaten Malang memiliki 125 ribu hektar lahan ekonomi produktif, yang akan dikelola untuk mendukung pertanian modern. Dari luas tersebut, 43 ribu hektar akan difokuskan pada pertanian konvensional, sementara 75 ribu hektar akan diarahkan ke sektor hortikultura berteknologi tinggi.  

Advertisement

“Kami telah membuktikan di Ngadas, satu hektar lahan kentang bisa menghasilkan pendapatan Rp1 miliar. Jika seluruh petani di Malang menerapkan pola serupa, kita bisa mencetak lebih banyak miliarder,” ujar Abah Sanusi dengan penuh semangat.  

Langkah ini tidak hanya menjanjikan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat posisi Malang sebagai pusat agribisnis di Jawa Timur.  

Strategi Besar Melalui Dasa Cita  

Program Dasa Cita menjadi fondasi utama Paslon Salaf untuk mendorong pembangunan di berbagai sektor. Beberapa poin utama dari program ini meliputi  Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk memaksimalkan produktivitas masyarakat.  Pelayanan publik yang inovatif guna mempercepat pembangunan desa mandiri.  Kemudian, Pengelolaan lingkungan hidup dan pariwisata berkelanjutan, sekaligus mempromosikan seni budaya lokal.  

Sanusi dan Lathifah menegaskan bahwa program Dasa Cita dirancang sebagai solusi menyeluruh untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis kearifan lokal.  

Tak hanya itu, janji “Petani Miliarder” bukan sekadar wacana. Abah Sanusi menekankan bahwa inovasi pertanian berbasis hortikultura sudah mulai diterapkan di beberapa desa. Salah satu keberhasilan signifikan adalah budidaya kentang di Ngadas, yang kini menjadi model percontohan untuk daerah lain.  

Selain kentang, fokus lain adalah pengembangan buah-buahan dan sayuran premium yang diproyeksikan untuk pasar ekspor. Paslon Salaf berkomitmen menjadikan hortikultura sebagai pilar utama ekonomi Kabupaten Malang. 

Tidak hanya di sektor pertanian, Paslon Salaf juga melihat pentingnya reformasi layanan administrasi dan perizinan.  

“Proses perizinan harus cepat dan terintegrasi. Jika birokrasi terlalu berbelit, ekonomi akan terhambat. Kami akan pastikan pengusaha lokal bisa berkembang tanpa kendala,” tegas Lathifah Shohib.  

Reformasi ini bertujuan untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, sehingga dapat menarik lebih banyak investasi lokal maupun asing.  

Menuju Malang Mandiri dan Berdaya Saing  

Paslon Salaf optimistis, dengan program yang terukur dan berorientasi pada hasil nyata, mereka dapat membawa Kabupaten Malang menjadi daerah yang mandiri dan berdaya saing tinggi.  

“Kami hadir dengan solusi nyata, bukan sekadar janji. Bersama masyarakat, kami yakin Malang bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang unggul di Jawa Timur,” pungkas Abah Sanusi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES