Politik Pilkada 2024

Debat Publik Kota Probolinggo Berjalan Mulus, Panelis Minta Gagasan Lebih Terperinci

Sabtu, 09 November 2024 - 15:42 | 33.81k
Puluhan pendukung tiap paslon ikuti debat publik pertama Wali Kota dan wakilnya di Widya Harja Kota Probolinggo. (Foto: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia).
Puluhan pendukung tiap paslon ikuti debat publik pertama Wali Kota dan wakilnya di Widya Harja Kota Probolinggo. (Foto: Rizky Putra Dinasti/TIMES Indonesia).
FOKUS

Pilkada 2024

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGODebat publik pertama Pilkada Kota Probolinggo 2024 untuk Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Probolinggo yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Probolinggo pada Jumat malam (8/11/2024) berlangsung lancar.

Para pendukung peserta maupun undangan yang hadir di Gedung Widya Harja, Kota Probolinggo, Jawa Timur, menjaga suasana kondusif hingga akhir acara.

Advertisement

Bahkan, dalam debat publik pertama yang mengharuskan para calon beradu gagasan dengan melibatkan lima panelis, mereka tetap saling bercengkerama usai acara selesai.

Meski begitu, terdapat beberapa masukan dari para panelis yang penting untuk dijadikan bahan evaluasi. Seperti yang disampaikan Doktor Dian Ferrica, salah satu panelis dalam debat publik tersebut.

Menurutnya, pemaparan dari keempat pasangan calon (paslon) sudah baik dan sesuai dengan tema yang telah ditetapkan oleh KPU Kota Probolinggo, yaitu Pendidikan, Kesehatan, Kesejahteraan Masyarakat, Perlindungan Perempuan dan Anak, serta Kesetaraan Gender.

Namun, menurutnya, penjelasan yang disampaikan oleh keempat paslon masih kurang mendetail sehingga belum memberikan pemahaman yang konkret dan langsung relevan bagi masyarakat.

“Secara keseluruhan kami panelis melihat jawaban dari masing-masing kandidat sudah sangat substantif. Termasuk dari beberapa materi pertanyaan yang kita tanyakan. Namun ada beberapa pertanyaan yang belum secara spesifik. Termasuk ada beberapa hal juga, antara pertanyaan dan jawaban itu kurang nyambung,” kata Dian Ferrica.

Menurutnya, hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya persiapan akibat jadwal debat yang terlalu mepet. “Mungkin juga karena ini debat yang pertama,” imbuhnya.

Termasuk waktu yang diberikan, yaitu 180 menit yang dipotong untuk iklan layanan masyarakat, mungkin masih kurang. Apalagi, di Kota Probolinggo sendiri terdapat empat pasangan calon.

“Bisa jadi juga karena durasinya yang mepet, lantaran 180 dibagi empat paslon. Sehingga kurang mendetail,” imbuhnya.

Isu yang paling dominan dalam debat tersebut adalah ketahanan pangan, pendidikan, stunting, dan pemberdayaan perempuan.

Namun, menurutnya, belum ada pasangan calon yang menawarkan program secara konkret, sehingga penjelasan yang diberikan tidak hanya bersifat global.

“Itu mungkin bisa dijadikan masukan untuk debat berikutnya,” ujar Dian.

Menyikapi persoalan durasi waktu, Ketua KPU Kota Probolinggo, Radfan Faisal, menjelaskan jika batasan waktu memang telah diatur sesuai dengan PKPU dan keputusan yang berlaku. 

Oleh karena itu, KPU menetapkan durasi maksimal, yaitu 180 menit, dengan mempertimbangkan adanya empat pasangan calon di Kota Probolinggo. "Bahkan sebetulnya waktu tiga jam ini juga sudah cukup lama bagi paslon yang harus berada di panggung,” kata Radfan.

Terkait durasi waktu, ada beberapa kelemahan. Namun, yang terpenting adalah substansi yang disampaikan. “Ya memang ada kelemahan yang muncul, namun saya pikir jika memang sudah memenuhi secara substansi maka kami tidak menjadi persoalan,” tegasnya.

Terakhir, Radfan menyampaikan apresiasi kepada para pasangan calon, pendukung, dan undangan yang hadir dalam debat publik hingga akhir acara, sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan lancar dan kondusif.

Hal senada diungkapkan Ketua Bawaslu Kota Probolinggo, Johan Dwi Angga. Menurutnya, meskipun sempat ada laporan terkait pasangan calon yang membawa ponsel saat sesi debat, secara keseluruhan acara berjalan dengan baik.

“Untuk paslon yang membawa HP tadi kami sudah memberitahukan kepada Ketua KPU yang kemudian ditindaklanjuti oleh moderator, sehingga disela sela sesi 1 dan 2 sudah teratasi,” kata Johan.

Johan juga memberikan apresiasi kepada para pendukung pasangan calon yang tetap menjaga kedamaian dan tidak melakukan provokasi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES