Debat Kedua Pilkada Banyuwangi, Pengamat Nilai Program Ipuk-Mujiono Lebih Konkret
TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Debat kedua Pilkada Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu malam (10/11/2024), kembali memancing reaksi para pengamat. Rata-rata, pengamat yang berlatar belakang akademisi tersebut menilai pasangan Ipuk-Mujiono, lebih unggul.
Apa sebabnya? Karena program kerja Cabup Cawabup Banyuwangi, nomor urut 1, Pilkada Kabupaten Banyuwangi, dianggap lebih nyata dan konkret.
Advertisement
Salah satu komentar terkait debat kedua yang digeber di stasiun televisi JTV Surabaya tersebut dilontarkan oleh Dr. Ervina Wahyu Setyaningrum. Menurut pengamat dari Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi, duet Ipuk-Mujiono tampil lebih solid dengan menyajikan program-program kerja unggulan yang relevan bagi kesejahteraan masyarakat luas. Dan itu dirasa lebih sesuai dengan tema debat yakni ‘Menyelesaikan Persoalan Daerah dan Meningkatkan Pelayanan Masyarakat’.
“Ipuk-Mujiono, lebih konsisten membahas pemerataan di seluruh sektor masyarakat,” ungkap Dekan Fakultas Pertanian dan Perikanan Untag Banyuwangi ini, Senin (11/11/2024).
Salah satu program yang menonjol dari paslon nomor urut 1 adalah pembangunan jalan lintas selatan penghubung Banyuwangi-Jember. Termasuk jalan tol yang nantinya terhubung ke Banyuwangi. Program ini dinilai Ervina memiliki dampak besar yang berpotensi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Saya melihat pembangunan jalan ini bisa memberi multi player effect yang sangat positif, terutama dalam memperkuat sektor ekonomi lokal,” jelas peraih doktor Universitas Negeri Brawijaya Malang tersebut.
Sementara itu, paslon nomor 2, Ali Makki-Ali Ruchi (Ali-Ali), lanjut Ervina, lebih fokus pada program Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah populer. Meski bagus, program ini dinilai kurang membawa inovasi baru bagi Banyuwangi.
Ervina menilai gaya debat kedua paslon terlihat jelas. Ipuk-Mujiono, menurutnya, tampil lebih matang berdasarkan data.
“Ali Makki Zaini-Ali Ruchi, lebih ofensif, bahkan masih ada beberapa poin yang dulu dibahas dalam debat sebelumnya diulang lagi. Sementara paslon Ipuk-Mujiono lebih fokus pada program yang sesuai dengan data-data,” jelasnya.
Ketika membahas isu ketimpangan ekonomi atau gini ratio, Ipuk-Mujiono menjawab dengan solusi programatik. Sementara Ali Makki-Ali Ruchi, dari kaca mata Ervina, terlalu mengkritik tanpa menawarkan program kongkrit.
Topik UMKM turut menjadi sorotan. Ali Makki mengkritik program Banyuwangi Festival petahana. Program itu dianggap menghambat tumbuh kembang UMKM untuk bersaing dengan investor besar. Namun, Ervina menilai kritik ini perlu didukung solusi jelas.
“Hal ini perlu dijelaskan lebih detail, karena jika tidak, program ini menurut saya justru akan menjadi jebakan bagi UMKM, karena harus bersaing dengan investor,” jelasnya.
Isu transparansi layanan publik juga dibahas. Disitu, Ali Makki menyoroti penerapan tata ruang yang dinilai kurang transparan. Namun, Ipuk-Mujiono menegaskan bahwa Banyuwangi telah konsisten dalam aturan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
Dan paslon nomor urut 1 cukup jelas dalam meng-counter hal itu. Yakni dengan melalui sistem pelayanan terpadu di Mall Pelayanan Publik, maka transparansi sudah bisa berbicara dari sistem tersebut.
“Bisa menjadi permasalahan bagi paslon nomor urut 2 jika tidak mempunyai program yang bisa menggungguli hal itu, karena sejauh ini Kabupaten Banyuwangi adalah kabupaten yang konsisten terhadap penerapan RTRW,” jelas Ervina.
“Tidak semua kawasan bisa dibangun perumahan, dan hal ini sudah banyak pihak mengapresiasi ketegasan pemerintah. Karena hal itu dapat meminimalisir alih fungsi lahan sebagai bagian dari penerapan SDG’s yang merupakan program yang diangkat paslon nomor urut 2 di awal debat kedua ini,” tambahnya. (D)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |