Politik

Ansor-Banser Bondowoso Kecam Ancaman Kekerasan pada Pendukung Paslon Rahmad

Kamis, 05 Desember 2024 - 14:14 | 36.74k
Ansor-Banser siap membela pendukung paslon Rahmad yang mendapatkan ancaman kekerasan (FOTO: Ansor for TIMES Indonesia)
Ansor-Banser siap membela pendukung paslon Rahmad yang mendapatkan ancaman kekerasan (FOTO: Ansor for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Salah seorang pendukung Paslon Bupati Ra Hamid-Ra As’ad (Rahmad) di Pilkada Kabupaten Bondowoso Asal Desa Kasemek Kecamatan Tenggarang mendapatkan ancaman kekerasan dan intimidasi orang tidak dikenal di rumah ibunya, Selasa (3/12/2024) malam. 

Ancaman itu dikayangan pada pemuda bernama Daim. Diduga karena konten parodi Gus Bakri yang diunggah korban di akun media sosial Tiktok pribadinya. 

Advertisement

Sebenarnya konten tersebut bertujuan untuk memberikan pencerahan dan upaya penyadaran kepada masyarakat agar tidak mudah terprovokasi dengan klaim kemenangan oleh pasangan Bambang-Gus Baqir (Bagus). 

Ketua PC GP Ansor Bondowoso, Luluk Haryadi mengecam dugaan pengancaman kekerasan tersebut.

Pihaknya siap bergerak cepat melawan oknum yang melakukan intimidasi dan ancaman kepada kadernya. 

“Saya siap melakukan advokasi jika cara-cara premanisme tetap dilakukan dalam negara demokrasi ini,” tegas dia. 

Ternyata korban yang diancam tersebut merupakan kader Ansor. Oleh karena itu kata dia, Ansor-Banser siap mengawal pria yang berperan sebagai Gus Bakri tersebut. 

Dia mengaku prihatin melihat kondisi seperti ini. Dimana di negara demokrasi setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya.

“Tapi di saat bersamaan ada oknum yang melakukan ancaman dan intimidasi dengan cara premanisme,” pungkasnya, Kamis (5/12/2024). 

Dikomfirmasi di tempat terpisah, Daim yang berperan sebagai Gus Bakri membenarkan bahwa dirinya mendapat ancaman kekerasan dari seorang yang tidak di kenal. 

Dirinya menyayangkan jika dalam proses demokrasi masih ada cara-cara premanisme yang dimainkan.

"Iya benar mas, saya diancam dan mereka 3 orang tak dikenal datang ke rumah ibu saya sampai ibu saya syok," jelas dia.

Dia sangat menyayangkan jika dalam proses demokrasi pada momentum pilkada ini masih ada saja cara-cara premanisme yang dipakai. 

“Padahal ini adalah negara demokrasi yang siapapun boleh menyampaikan pendapat dimuka umum,” sesalnya.

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES