Kata Indah Luluk Hamidah di Layar Smartphone: Teladan Kenegarawanan Pasca Pilgub Jatim
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Atmosfer hangat pasca Pilgub Jatim 2024 terpancar melalui sikap penuh keteladanan dari salah satu paslon Pilgub Jatim, Luluk Hamidah. Dalam suasana kontestasi yang baru saja berakhir, Luluk menunjukkan sikap kenegarawanan yang jarang ditemukan.
Aktivis perempuan yang diusung PKB bersama Lukman Hakim ini memberikan ucapan selamat kepada Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak atas kemenangan mereka.
Advertisement
Melalui pesan yang merdu, Luluk menyampaikan ucapan selamat dengan tulus dan penuh doa. “Assalamualaikum. Selamat nggih Mbak Gub. Semoga Jatim makin maju dan jaya sebagai gerbang baru nusantara. Salam. Luluk,” tulis Luluk kepada Khofifah pada Senin (16/12/2024).
Ucapan ini disambut hangat oleh Khofifah. Ia pun menegaskan bahwa pesan tersebut dikirim langsung oleh kompetitornya dalam Pilgub Jatim 2024. “Kami menyampaikan terima kasih atas ucapan yang diberikan oleh Mbak Luluk. Ini sebuah komunikasi yang hangat dari seorang teman yang kemarin sama-sama berjuang di Pilkada Jatim,” ungkap Khofifah.
Khofifah juga menilai sikap ini sebagai bentuk kelegawaan dan kenegarawanan yang seharusnya menjadi teladan bagi semua pihak, khususnya masyarakat Jawa Timur hingga ke tingkat akar rumput. Dalam setiap perhelatan politik, kalah dan menang adalah bagian dari dinamika. Namun kebesaran hati untuk menerima hasil adalah nilai yang lebih tinggi.
Merajut Kebersamaan Pasca Kontestasi
Pilgub Jatim 2024 telah usai, dan hasilnya mengukuhkan Khofifah-Emil sebagai pemimpin dengan raihan 58,81 persen suara atau 12.192.165 pemilih. Di sisi lain, pasangan nomor urut 1, Luluk-Lukman, memperoleh 1.797.332 suara, sementara pasangan nomor urut 3, Risma-Gus Hans, mendapatkan 6.743.095 suara.
Namun, angka-angka ini kini bukan lagi sekadar penanda kompetisi. Tetapi menjadi pijakan untuk persatuan yang lebih besar.
“Dalam sebuah kontestasi politik, tentu ada yang menang dan ada yang kalah. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah persaudaraan dan persatuan. Ketika kontestasi sudah berakhir, maka saatnya merajut kembali kebersatuan dan persaudaraan,” tegas Khofifah.
Pesan ini mencerminkan nilai luhur dalam demokrasi, di mana perbedaan pilihan tidak boleh memutus tali kebersamaan. Ucapan Luluk yang sederhana namun sarat makna adalah simbol bahwa demokrasi dapat berjalan dengan penuh kehangatan dan persahabatan.
Teladan Bagi Masyarakat
Keakraban dan sikap penuh hormat yang ditunjukkan oleh dua figur perempuan pemimpin ini mencerminkan wajah politik yang positif. Bagi Khofifah, momen ini bukan hanya tentang kemenangan, tetapi juga harapan untuk membawa Jawa Timur menjadi lebih maju dengan dukungan semua pihak.
“Mari wujudkan semua guyup rukun. Tidak ada lagi pendukung nomor 1, 2, maupun 3. Yang ada semua bersatu membangun dan mewujudkan Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara,” ajaknya.
Ajakan ini memberikan energi positif bagi seluruh masyarakat Jawa Timur. Pasca-pesta demokrasi, saatnya seluruh elemen masyarakat bersatu padu mendukung pembangunan daerah. Semangat “guyup rukun” yang disampaikan Khofifah menjadi pesan kuat bahwa kebersamaan adalah kunci kemajuan.
Sementara itu, sikap kenegarawanan yang ditunjukkan Luluk Hamidah adalah refleksi dari kebesaran hati seorang pemimpin sejati. Tanpa ada rasa berat hati, Luluk memberikan apresiasi kepada lawannya dengan penuh doa dan harapan baik. Hal ini diharapkan menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menyikapi perbedaan pendapat dengan bijak dan berlapang dada.
Politik Santun dan Berkelas
Apa yang terjadi antara Khofifah dan Luluk adalah wujud politik santun dan berkelas. Di tengah dinamika Pilgub yang ketat, kedua sosok ini menunjukkan bahwa politik dapat berjalan dengan penuh respek dan kehangatan.
Ucapan selamat sederhana itu memiliki makna besar: bahwa Jawa Timur, dengan segala potensinya, lebih penting daripada sekadar kemenangan dalam kontestasi.
Pesan kebersamaan ini memberikan pelajaran penting bagi masyarakat Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya. Bahwa di atas segala perbedaan, persatuan harus selalu diutamakan. Sikap seperti ini mencerminkan kedewasaan berdemokrasi dan komitmen untuk kemajuan bersama.
Harapan ke Depan
Dengan semangat baru pasca Pilgub, harapan besar tertuju pada kepemimpinan Khofifah-Emil untuk membawa Jawa Timur menjadi “Gerbang Baru Nusantara” seperti yang digaungkan dalam visi-misinya. Dukungan yang diberikan oleh kompetitor seperti Luluk juga menunjukkan bahwa pembangunan daerah memerlukan kolaborasi semua pihak.
Kemenangan ini bukan hanya milik satu pihak, melainkan kemenangan seluruh rakyat Jawa Timur. Di tengah atmosfer kebahagiaan, semangat persaudaraan, dan sikap kenegarawanan, Pilgub Jatim 2024 telah meninggalkan warisan berharga: sebuah teladan politik positif yang patut dirayakan.
Kini, saatnya melangkah bersama. Karena Jawa Timur yang maju dan jaya adalah milik kita semua. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Rifky Rezfany |