Saat Buruh Gendong Pasar Beringharjo Mulai Belajar Baca Alquran
TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Setiap hari Jumat, ada pemandangan berbeda di lokasi peristirahatan para buruh gendong Pasar Beringharjo, Kota Yogyakarta.
Pemandangan itu adalah belasan buruh gendong yang didominasi perempuan lansia sedang antre belajar membaca Alquran. Lokasinya, tepat di Sentong Endong-Endong, Lantai 2 Blok F Kawasan Pasar Beringharjo.
Advertisement
Dari kejauhan, terdengar sayup-sayup suara ibu-ibu sedang membaca kalimat hijaiyah. Empat ustaz dan ustazah dengan sabar dan telaten mengajarkan huruf Hijaiyah sesuai tahapan jilid sang santriwati lansia ini. Sedangkan para buruh gendong lain yang mengenakan pakaian seadanya terlihat rela antre menunggu giliran belajar huruf Hijaiyah sesuai tahapan yang telah mereka capai.
Hebatnya, setelah berbulan-bulan mengikuti kegiatan mengaji, diantara santriwati lansia buruh gendong tersebut ada yang sudah mengenal seluruh huruf Hijaiyah. Bahkan, diantara mereka sudah ada yang mulai lancar membaca Alquran.
“Alhamdulillah, sudah ada beberapa ibu-ibu yang sudah mengenal seluruh huruf Hijaiyah. Mereka tinggal mengasah bacaan lebih baik lagi,” kata Yanuar Eko Purnomo, pendamping Program Buruh Gendong Pasar Beringharjo Mengaji dari BMT Beringharjo di sela mengajar mengaji di Sentong Endong-Endong, Minggu (9/4/2023).
Sulami, seorang buruh gendong asal Kulonprogo ini terlihat serius mengikuti arahan ustaz yang mengajarinya. Dengan tenang, ia berlahan membaca huruf Hijaiyah dari buku cara membaca Alquran yaitu Iqro.
Ia menceritakan, dirinya terakhir belajar membaca Alquran Iqro baru jilid 4 dahulu semasa masih usia Sekolah Dasar (SD). Kala itu, ia terpaksa berhenti mengaji karena suatu hal. Nah, ketika mendengar di Pasar Beringharjo ada kegiatan belajar membaca Alquran untuk para buruh gendong. Dengan cepat, ia pun tak mau menyia-yiakan kesempatan tersebut.
“Saya ikut belajar mengaji sejak pandemi corona,” terang Sulami.
Sulami menyadari, diusianya yang sudah diatas 50 tahun, dirinya perlu segera belajar membaca Alquran. Hal itu ia lakukan agar kelak apa yang lakoni yaitu belajar membaca Alquran dapat memberikan manfaat dikemudian hari. Apalagi, belajar membaca Alquran merupakan bagian dari ibadah. Terlebih ini dilakukan pada bulan puasa Ramadan.
“Saya mikirnya, buat besok di sana (akhirat). Tidak setiap hari mencari uang. Sekali-kali mencari amal juga melalui mengaji,” terang Sulami yang mengaku sudah menjadi buruh gendong di Pasar Beringharjo sejak tahun 2012.
Ketua Paguyuban Buruh Gendong Pasar Beringharjo, Sutinah mengaku senang ada banyak buruh gendong yang dengan ikhlas rela mengikuti kegiatan belajar membaca Alquran. Baginya, niat dan tekad para buruh gendong tersebut patut diapresiasi. Sebab, di tengah keterbatasan ekonomi dan pekerjaan yang cukup berat ternyata tidak menyurutkan tekad mereka belajar membaca Alquran.
“Apalagi, mereka para buruh gendong itu usianya tidak lagi muda lho. Kebanyakan usianya di atas 45 tahun tapi mereka semangat bekerja mencari uang untuk keluarga juga semangat belajar membaca Alquran. Belajar mengaji untuk bekal akhirat nanti,” terang Sutinah.
Sutinah berharap semangat para buruh gending Pasar Beringharjo tersebut dapat menjadi spirit dan inspirasi bagi kalangan anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Semangat para buruh gendong yang belajar mengaji patut menjadi contoh yang baik kepada mereka yang memiliki banyak waktu luang dan ekonomi yang tergolong mapan agar tak malas belajar membaca Alquran.
“Para buruh gendong, meski usianya tidak lagi muda tapi mereka semangat belajar mengaji,” tandasnya.
Menurut Sutinah, saat puasa Ramadan, para buruh gendong yang mengikuti belajar Alquran semakin banyak. Setidaknya, ada sebanyak 70 orang buruh gendong yang aktif mengikuti program mengaji belajar Alquran. Selama mengikuti kegiatan ini, para buruh gendong tidak dipungut biaya.
“Dari 210 orang buruh gending, ada sebanyak 70 orang yang aktif belajar membaca Alquran. Semoga, kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada para buruh gendong. Disela-sela mencari uang, mereka masih ingat ibadah,” ungkapnya.
Yanuar Eko Purnomo, seorang ustaz Program Mengaji bagi Buruh Gendong Pasar Beringharjo menuturkan, awalnya kegiatan membaca Alquran dan mengaji ini digagas oleh buruh gendong sendiri. Saat itu, ada seorang buruh gendong yang meminta kepada pegawai Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Beringharjo agar membuat Program Membaca Alquran.
Permintaan tersebut pun disambut hangat oleh manajemen BMT Beringharjo. Sebagai petugas BMT Beringharjo yang sehari-hari berinteraksi dengan para pedagang dan buruh, Purnomo pun berinisiatif memfasilitasi mereka untuk belajar Alquran dengan metode Iqro.
“Awalnya, peserta hanya 10 orang. Kemudian meningkat, bertambah menjadi 30 orang. Sekarang menjadi 70 orang buruh gendong yang rutin belajar membaca Alquran,” terang Purnomo.
Menurutnya, sesuai kesepakatan kegiatan belajar membaca Alquran ini dilakukan setiap hari Jumat. Dimulai pukul 12.45 WIB sampai dengan 14.15 WIB. “Sejak pandemi Covid-19, kami sudah dua kali menyelenggarakan wisuda bagi buruh gendong yang sudah mengenai huruf Hijaiyah dan telah lancar membaca Alquran,” jelas Purnomo.
Purnomo mengakui, ada perbedaan ketika mengajar belajar membaca Alquran kepada santri yang masih usia anak-anak dengan orang dewasa apalagi lansia. Perbedaan itu adalah anak-anak terkadang sulit konsentrasi dan mudah ingat. Sebaliknya, usia lansia mudah mendengarkan dan konsentrasi namun mudah lupa.
“Namun, secara keseluruhan para buruh gendong dalam belajar membaca Alquran hasilnya cukup baik. Ini bisa dilihat dari kartu prestasi. Dari yang sebelumnya sama sekali tidak tahu huruf Hijaiyah sekarang sudah banyak tahu. Bahkan, sudah ada yang mulai lancar melafadkan bacaan Alquran,” pinta Purnomo.
Selain belajar Alquran, Purnomo bersama ustaz dan ustazah yang lain juga mengajarkan bacaan salat dan doa usai salat. Misalnya, Surat Al-Fatihan dan surat-surat Alquran yang pendek lainnya.
“Semangat dan tekad para buruh gendong Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta yang belajar membaca Alquran harus kita dukung dan tiru. Semoga, kegiatan ini terus terselenggara dan semakin banyak buruh gendong yang terampil dan lancar mambaca Alquran. Dan semoga, rizki mereka para buruh gendong terus mengalir meski beberapa menit meninggalkan pekerjaan mengangkut barang milik pedagang dan pembeli Pasar Beringharjo karena mengikuti kegiatan belajar mengaji, belajar membaca Alquran,” terang Purnomo. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |