Midun Pulang Dijuluki Bapak Perdamaian

TIMESINDONESIA, BATU – Semua warga Kampung Hendrik, Kelurahan Ngaglik, Kota Batu dibuat terkejut dengan kemunculan Miftahudin Romli yang akrab dipanggil Midun (52), Aremania yang melakukan perjalanan bersepeda dari GOR Kanjuruhan Kabupaten Malang menuju ke GBK Jakarta.
Pasalnya warga sudah merencanakan penyambutan Midun setiba di Kota Malang, belum sampai hal itu terjadi, lelaki yang keseharian berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkot Batu ini sudah tiba dirumah dengan selamat.
Advertisement
Sebagai gantinya, saat malam tirakatan, warga memberikan kesempatan kepada Midun untuk menceritakan petualangannya bersepeda sambil menyuarakan pengusutan kasus tragedi Stadion Kanjuruhan.
"Saya sudah tidak kuat menahan kangen keluarga di rumah, selesai sambang saudara di Bogor saya langsung pulang, karena ingin ikut malam tirakatan kemerdekaan di rumah," ujar Midun kepada TIMES Indonesia.
Bukan hanya warga, istrinya pun kaget kedatangannya. Midun bertolak dari Jakarta dengan naik pesawat dan tiba dirumah hari Rabu (16/8/2023) pukul 14.00 WIB.
"Sepeda saya dikirim via pos, oleh warga Batu yang tinggal di Jakarta. Alhamdulillah banyak ditolong oleh banyak orang selama di perjalanan. Sampai siapa yang membelikan tiket pesawat saya juga tidak tahu, karena hanya disuruh kirim foto KTP," ujar Midun.
Ia berterima kasih kepada para suporter disetiap kota yang dikunjungi, bukan hanya menyambut, tapi juga mengantarkan hingga batas kota.
Menariknya Midun baru mengenal mereka semua saat bertemu di lapangan. "Tidak kenal, tapi semua terkondisikan dengan baik. Seolah-olah antar suporter sudah ada koordinasi yang baik," ujar Midun.
Total mulai dari Kota Batu hingga Jakarta, Midun sudah mengayuh sepedanya selama 12 hari. Terhitung lebih dari 20 stadion yang dikunjunginya. Setiap hari ia mengawali petualangan gowes melawan lupa tragedi Kanjuruhan ini mulai pukul 09.00 WIB dan mengakhiri perjalanannya pukul 22.00 WIB.
"Tidurnya dimana-mana, seperti di Gresik tidur di Mes, tidur di stadion sempat juga tidur di hotel juga," ujar Midun terharu karena semua itu berkat pertolongan suporter.
Sepanjang perjalanan semua suporter menyambut dengan baik, meskipun sebelumnya hubungan antar suporter kurang harmonis.
Bukan hanya mengawal, pada daerah tertentu, suporter bola menyempatkan memeriksa kesehatan Midun. "Tiga kali saya diperiksa kesehatan, seperti Panser dan Viking kan punya ambulan sendiri, saya diperiksa kesehatan disitu, Alhamdulillah sehat," ujar Midun.
Ia bersyukur baru merasa capek ketika tiba di rumahnya. Kondisi sepeda yang dipinjami sesama teman ASN Pemkot Batu ini juga dalam kondisi baik tanpa mengalami kerusakan.
Sepedanya sempat diperiksa tiga kali, seperti kampas rem dan roda, tapi kondisinya masih sangat bagus. "Cuman sekali ganti standart dari alumunium diganti besi di Gresik," ujarnya.
Ia bercerita ketika berangkat dari rumah, kerandanya dalam keadaan kosong, dari daerah ke daerah semakin terisi penuh, karena setiap daerah suporter selalu memberikan bingkisan. Seperti di Brebes, ia mendapatkan satu kotak telur asin.
"Masing-masing daerah punya kesan sendiri, seperti di Karawang, banyak sekali orang yang sudah menunggu. Bahkan banyak suporter dari lain daerah. Ada salah satu suporter dari PSM ikut menyambut, memeluk saya sambil menangis. Ia mengatakan salut dan malu karena kenapa bukan dia yang melakukan ekspedisi ini, karena merasa lebih muda," ujar Midun.
Menurutnya perjalanannya sangat lancar karena dikawal suporter, hingga ia tidak perlu membuka GPS untuk mencari arah. Meski begitu ia harus menghadapi beberapa rute yang cukup berat seperti Alas Roban yang jalannya menanjak. "Jalannya rungkad, nyurung dan ngangkat," ujarnya mengenang perjalanannya.
Ekspedisinya ini memang bukan hanya menyuarakan usut tuntas Tragedi Kanjuruhan, namun juga mendamaikan suporter Indonesia, tak ayal Midun pun dijuluki Bapak Perdamaian.
"Yang mendamaikan mereka (suporter) sendiri, bukan saya. Mereka yang hebat yang mendoakan dan mendukung saya., Saya ini lho nekat ya nekat kalau semua diam, ya lupa nantinya," ujar Midun.
Sementara itu Andik, warga Junrejo bersyukur atas kedatangan Midun. "Sejak keberangkatan Midun, kita setiap hari mengikuti perjalanannya, dari foto, video yang dishare di medsos dan pemberitaan. Kita kagum dengan Pak Midun yang bisa menyatukan suporter, karena itu kita juluki Pak Midun, Bapak Perdamaian," ujar Andik. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Ferry Agusta Satrio |
Publisher | : Lucky Setyo Hendrawan |