Positive News from Indonesia

In Memoriam KH Chamzawi (4): Keteladanan yang Mengabadi

Jumat, 22 September 2023 - 12:30 | 45.46k
M. Hasanuddin Wahid, M. Hum,  Sekjend DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Anggota DPR RI FPKB Dapil Malang Raya
M. Hasanuddin Wahid, M. Hum, Sekjend DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Anggota DPR RI FPKB Dapil Malang Raya
Kecil Besar

TIMESINDONESIA, JAKARTA – ari ini 40 hari KH Chamzawi, rois syuriah PCNU Kota Malang, wafat. Banyak kenangan dari para santri, sahabat, kolega, dan teman almarhum. Mereka akan menuliskan in memoriam secara bersambung. Tulisan keempat dari M. Hasanuddin Wahid, M. Hum, Sekjend DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Anggota DPR RI FPKB Dapil Malang Raya.

***

Advertisement

Rabu 16 Agustus 2023 sekitar pukul 12.35, di sela-sela istirahat rapat tahunan DPR RI handphone di saku saya tak berhenti bergetar dalam beberapa detik. Ternyata setelah saya buka, banyak sahabat alumni Malang dan di group-group PMII mengirimkan pesan tentang kabar kepulangan Dr. KH Chamzawi Syakur, M. Hi.

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.! Tentu kehilangan beliau bagi saya, seperti kehilangan orang tua yang selama ini menjadi pembimbing saya dan yang selalu memberikan masukan kepada saya. 

Guru yang Tulus Ikhlas

Bagi saya, Sosok Dr. KH Chamzawi Syakur, M. Hi atau yang akrab dipanggil “Yai Chamzawi” sosok guru yang memiliki ketulusan dan kebaikan hati yang luar biasa. Tenang, damai dan menyejukkan adalah tiga yang bisa mewakili perasaan saya setiap sowan dan bertemu beliau. Bahkan, Jika pun harus saya ditanya, siapakah salah tokoh NU di kota Malang yang berpengaruh dalam perjalanan hidup saya. Maka dengan tegas saya katakan salah satunya adalah “Yai Chamzawi.” 

Selama kuliah IAIN Sunan Ampel (Sekarang UIN Maulana Malik Ibrahim Malang) beliau adalah dosen yang cerdas, alim, rendah hati dan penuh dedikasi terhadap segala tugas yang diembannya. Hampir tidak pernah saya alami, ketika beliau mempunyai jadwal mengajar beliau absen. Dan setiap beliau mengajar selalu siap dan membawa bahan ajar lengkap.

Amanah sebagai dosen UIN Malang beliau laksanakan dengan penuh khidmat dan serius.
Kecerdasan, dan kedalaman ilmu sangat terasa ketika beliau mengisi kuliah di kelas.
Penyampaiannya sangat jelas dan mudah dipahami oleh mahasiswa. 

Beliau mempunyai pembendaharaan analogi kontekstual yang banyak untuk menjelaskan hal yang rumit. Maka, bukan hal yang berlebihan jika ada sahabat kala itu yang mengatakan bahwa “Jika ada mata kuliah yang diampu oleh Yai Chamzawi dan kita absen, maka kita tergolong mahasiswa yang merugi (Laminal Khosirin)”.

Mungkin sekilas ketika orang memandang beliau akan segera menyimpulkan bahwa beliau adalah tokoh yang hanya alim di bidang ilmu agama dan kaku. Tapi tidak bagi saya yang secara langsung pernah mengikuti mata kuliahnya. Yai Chamzawi mampu menjelaskan dengan sempurna materi agama yang diintegrasikan dengan berbagai bidang. 

Apalagi, kalau sudah mengeluarkan Qaidah ushul Fiqh dan beliau integrasikan dengan konteks kekinian. Rasanya, dua sampai jam-pun tak terasa, saking nikmat dan penuh wawasan baru.
Tak hanya Alim, Yai Chamzawi juga adalah seorang yang tawadhu’. 

Beliau sangat menjaga akhlak dan etika dalam ketika berinteraksi dengan mahasiswanya. Bahkan ketika ada mahasiswa yang telat dan tidak mengerjakan tugas makalah, sikap beliau tidak lantas marah, tetapi selalu memberikan kesempatan kedua. 

Di luar kelas pun, ketika berinteraksi dengan mahasiswa beliau bersikap santun dan ramah membuat mahasiswa merasa nyaman dan dianggap anaknya sendiri.

Seperti Orang Tua Sendiri

Salah satu hal yang paling mengesankan dari sosok yai Chamzawi yang sampai saat selalu membekas dalam ingatan. Suatu ketika saya beberapa kali tidak masuk kelas beliau (bolos) dikarenakan pada saat itu saya terlibat penuh dalam aksi massa melawan otoritarianisme Orde Baru dan sedang mengurusi berbagai agenda kaderisasi PMII. 

Di perjumpaan kuliah selanjutnya kemudian saya masuk kembali di kelas yang diampu beliau. Sepanjang jalan menuju kelas, badanku sudah gemetaran, dan pikiranku tak karuan sebab saya akan dimarahi oleh beliau karena beberapa kali bolos. Kondisi itu bukan saya takut dimarahi, tetapi lebih pada segan karena beliau saya anggap orang tua sendiri.

Sesampainya di kelas, pikiran yang tadinya akan mendapatkan teguran oleh beliau, ternyata perkiraanku salah. Malah beliau, penuh maklum, dan mensupport dengan berbagai kegiatan organisasi ekstra yang saya ikuti. 

Dari peristiwa tersebut, kekaguman saya terhadap beliau semakin bertambah. Ternyata beliau disamping seorang dosen yang alim, dan tawadhu’. Beliau juga memberikan dukungan penuh kepada saya dan sahabat-sahabat saya yang melakukan aksi massa.

Setelah lulus dari kuliah, saya terus mengikuti perjalanan khidmah beliau di NU hingga menjadi Rois Syuriah PCNU Kota Malang. Dalam menjalani peran sebagai Rois Syuriah, beliau telah menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap organisasi Nahdlatul Ulama (NU) dan khidmah kepada seluruh Nahdliyin. 

Beliau istiqomah dalam menjalankan tugasnya dan selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi NU dan Nahdliyin. 
Setiap kali sowan, beliau selalu menasehati saya untuk tetap dan terus khidmat kepada NU di jalur politik. Dan sesekali beliau jelaskan kepada saya tentang sejarah NU, sejarah PKB, dan berbagai literasi yang berkaitan dengan hubungan agama dan politik. 

Beliau percaya bahwa politik adalah saluran paling efektif dalam melakukan perubahan dan memberikan manfaat nyata kepada masyarakat, terutama bagi warga Nahdliyin. “Jangan setengah-setengah di politik, abdikan semua pikiranmu untuk NU lewat PKB, dan niatin semuanya karena Allah dan meneruskan perjuangan para muassis NU”. 

Pesan beliau yang sampai saat ini menjadi bahan bakar saya untuk terus konsisten untuk berjuang di politik.

Ala Kulli Hall, dalam perjalanan hidup saya, sosok Chamzawi adalah role model untuk saya agar terus menjadi pribadi yang lebih baik. Beliau mengajarkan pentingnya pengetahuan, integritas, rendah hati, dan dedikasi dalam segala hal yang kita lakukan. Dan saya sangat bersyukur pernah menjadi bagian dari cerita hidup beliau. 

Terima Kasih Yai, Terima Kasih atas cinta kasihnya. (*) 

 

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Khoirul Anwar
Publisher : Rifky Rezfany

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES