Kisah Inspiratif Babinsa Suboh: Memasak Bersama, Merangkul dengan Kehangatan
TIMESINDONESIA, SITUBONDO – Harmoni kehidupan sosial ditorehkan tangan-tangan hangat dan penuh kepedulian Babinsa Sertu Yohanes Max Lapenangga. Kamis, 19 Oktober 2023, dari bingkai sederhana sebuah dapur di Desa Gunung Malang, Kecamatan Suboh, Situbondo, tercipta memori indah dan kehangatan yang tak terlupakan bersama nenek Rokayah.
Mengawali hari dengan langkah penuh kebahagiaan, Sertu Yohanes mengunjungi rumah Nenek Rokayah, warga binaan yang telah seperti keluarga. Tujuannya jelas. Bukan sekedar memberikan bantuan sembako, tapi juga sejumput kasih dan perhatian melalui kebersamaan memasak dan berbagi cerita.
Advertisement
Angin sepoi-sepoi berhembus lembut. Menemani keakraban yang terjalin di dapur sederhana.
Aroma masakan menyebar, menghangatkan ruangan. Seolah mengikat lebih erat tali silaturahmi yang terjalin. Dalam dekapan kehangatan dan kebersamaan, mereka saling bertukar cerita, berbagi tawa, dan memori.
Nenek Rokayah, dengan mata berbinar, membagikan cerita hidupnya. Sementara Babinsa Yohanes mendengarkan dengan penuh empati dan kepedulian.
"Program Babinsa Masuk Dapur merupakan inovasi untuk mempererat tali emosional dengan masyarakat," ujar Sertu Yohanes.
Dia menambahkan, kegiatan ini menciptakan harmoni dan kepercayaan yang lebih dalam antara TNI AD dan masyarakat.
Kapten Czi Sayitno, sebagai Danramil Suboh, turut menyampaikan apresiasi. "Kegiatan ini mencerminkan bahwa tugas Babinsa tidak hanya terfokus pada aspek militer, tetapi juga aspek sosial yang memiliki dampak positif langsung pada masyarakat," ungkapnya.
Dalam bingkai sederhana, tercipta memori yang berharga, meninggalkan jejak kebahagiaan dan penghormatan yang mendalam di hati masyarakat. Inilah wajah humanis TNI AD, yang tidak hanya dilihat dari keberanian dan ketegasannya, tapi juga dari kepedulian dan kasih sayangnya.
Babinsa; Antara Nilai Kemanusiaan dan Empati
Sertu Yohanes Max Lapenangga dengan penuh dedikasi, telah menunjukkan bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan empati adalah esensi dari tugas-tugas kemiliteran. Dengan langkah yang penuh kehangatan, ia berbagi waktu dan energi. Tidak hanya sebagai pelindung, tapi juga sebagai sahabat dan keluarga bagi masyarakat binaannya.
Kisah di dapur Nenek Rokayah adalah lukisan nyata dari dedikasi dan pengabdiannya. Sepasang tangan yang biasa bertugas menjaga kedaulatan negara, kini dengan lembut membantu mengaduk masakan. Menyajikan bantuan, dan merangkul dengan penuh kasih sayang.
Suasana dapur menjadi saksi bisu keakraban dan kebersamaan yang terjalin. Di mana setiap senyum, tawa, dan cerita menjadi bagian dari mozaik indah hubungan TNI AD dengan rakyatnya.
"Program ini juga merupakan wujud nyata dari terobosan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) yang ingin mendekatkan TNI AD dengan masyarakat, khususnya mereka yang membutuhkan lebih banyak perhatian dan bantuan," kata Sertu Yohanes,
Sebuah harapan tumbuh dari kehangatan yang dibagikan, bahwa inisiatif seperti ini akan terus berlanjut dan menjadi inspirasi bagi banyak daerah lain. Dengan demikian, akan tercipta harmoni dan sinergi yang lebih erat antara TNI AD dan masyarakat, menjadikan setiap individu merasa dihargai, didengarkan, dan dicintai.
Kisah Babinsa yang penuh dengan nilai humanis dan empati, telah meninggalkan jejak positif dan memori tak terlupakan dalam hati Nenek Rokayah dan masyarakat setempat. Ini adalah cerminan dari komitmen dan dedikasi Babinsa dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, sekaligus mempererat jalinan emosional dan kepercayaan antara TNI AD dan rakyat Indonesia. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Khoirul Anwar |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |