Peristiwa Daerah Dari Desa untuk Indonesia

Gendang Beleq di Lombok Bisa Jadi Potensi Desa Wisata di NTB

Selasa, 20 November 2018 - 18:24 | 222.12k
Kesenian Gendang Beleq (Foto: Istimewa)
Kesenian Gendang Beleq (Foto: Istimewa)
FOKUS

Dari Desa untuk Indonesia

Kecil Besar

TIMESINDONESIA, MATARAM – Gesekan fisik antar dua kelompok Gendang Beleq di Lombok, yang sempat viral di media sosial hendaknya menjadi pelajaran untuk tidak terjadi lagi ke depan. Mengingat, kesenian tersebut merupakan aset dan potensi untuk pengembangan desa wisata yang saat ini tengah didorong di Provinsi NTB.

Hal tersebut disampaikan Lalu Candra Yudhistira, seniman musik yang juga pengusaha industri kreatif di bidang pariwisata, kepada TIMES Indonesia, di Mataram, Selasa (20/11/2018).

Advertisement

Lalu Candra mengatakan, sesama pekerja seni, di bidang apa pun, sebaiknya berhubungan baik dan saling mengangkat satu sama lain, jangan justru saling sikut.

Lalu-Candra-Yudhistira.jpgLalu Candra Yudhistira, Pengusaha Industri Kreatif Pariwisata NTB.(FOTO: Istimewa) 

"Ya mungkin karena ada salah paham sehingga memicu gesekan. Tapi kita minta dua kelompok ini bisa meyelesaikan dengan baik, dengan kominikasi yang damai. Kita ini pekerja seni, dan ini tidak boleh lagi terjadi ke depan," katanya. 

"Karena bicara seni itu kita bicara olah rasa bukan olah otot. Mari kita sama-sama bangun NTB ini dengan bidang kita masing-masing," sambungnya. 

Lalu Candra yang maju sebagai Caleg DPRD NTB dari PDIP ini menilai seni dan budaya yang mengkat kearifan lokal seperti Gendang Beleq, merupakan aset dan potensi wisata di Pulau Lombok.

"NTB ini sedang menggagas dibentuknya banyak Desa Wisata dengan dukungan beberapa Kementerian. Nah pekerja seni di Desa, seperti Gendang Beleq ini adalah salah satu aset Desa, selain keindahan dan ketersediaan infrastruktur di Lombok pada khususnya," katanya.

Gandeng-Belek.jpg

Menurut dia, peluang ini harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membangun kekuatan desa terutama di sektor pariwisata.

"Konsep Desa Wisata ini ada, karena memang trend-nya wisatawan saat ini lebih senang back to nature, merasakan pengalaman hidup di desa. Nah, orang dari luar daerah dan luar negeri saja mau datang untuk lihat keindahan alam dan keramahan masyarakat desa, kok kita malah saling ribut?. Mari kita sudahi hal seperti itu, dan kita saling bahu-membahu membangun NTB ini lebih baik lagi," tuturnya.

Politisi muda PDIP ini juga meminta agar masyarakat tidak cepat memviralkan hal-hal yang kontennya bisa menurunkan citra daerah NTB.

Sebab, video berkonten kekerasan dan perkelahian akan membuat wisatawan berpikir bahwa NTB tidak aman.

"Kita sedang upaya recovery pasca gempa bumi. Sedang yakinkan ke masyarakat luar, para wisatawa bahwa NTB ini aman. Tentu dengan ada video-video (perkelahian) itu, hal ini akan menjadi kontra produktif dengan upaya bangkit yang kita gelorakan," katanya.

Ia berharap, kasus ricuh Gendang Beleq yang sedang viral di media sosial terkait perkelahian group kesenian itu, bisa menjadi pelajaran untuk para pecinta seni khususnya seni tabuh.

"Semangat para pejuang seni Gendang Beleg di Lombok, tunjukan kalau kita bisa mengembangkan sektor pariwisata melalui seni dan budaya. Selain itu juga mendukung dalam rangka mewujudkan desa wisata di NTB," kata Lalu Candra.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Mataram

TERBARU

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES