Duh, Puluhan Siswa SD di Banyuwangi Dicukur Ala ‘Tahanan’ oleh Pihak Sekolah

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Meski Banyuwangi sudah bersandang Kabupaten Layak Anak, ternyata masih ada saja perlakukan kurang layak terhadap anak. Seperti yang menimpa puluhan siswa SDN 2 Patoman, Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari. Mereka dicukur ala ‘Tahanan’ oleh pihak tenaga pengajar setempat.
Padahal, rambut para bocah yang masih di bawah umur tersebut sudah pendek. Akibatnya, psikis para siswa terganggu. Mereka merasa tertekan, malu dan sebagian ketakutan hingga enggan masuk sekolah.
Advertisement
Kejadian yang mencoreng dunia pendidikan Bumi Blambangan ini terjadi pada, Jumat 8 Maret 2019 lalu, sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu para siswa sedang mengikuti pelajaran ekstra kurikuler bela diri. Tiba-tiba, oknum guru olahraga, Arya Abri Sanjaya, memerintahkan pelatih ekstra kurikuler beladiri untuk memotong asal rambut peserta didik.
Usai memberi perintah, Arya yang masih berstatus honorer, meninggalkan lokasi untuk mengantar sang pacar.
Mengangapi perintah Arya adalah kebijakan resmi sekolah, tanpa ragu para pelatih ekstra kurikuler beladiri pun mulai menggunting asal rambut para siswa. Fatalnya, akibat kejadian ini, Nur Samsi, salah satu siswa mengalami luka dibagian kepala.
Usai jam pembelajaran, sekitar pukul 17.00 WIB, disitulah awal tekanan psikis para siswa SDN 2 Patoman dimulai. Karena rambutnya dipotong ala ‘Maling’, mereka cukup tertekan, malu dan sebagian lainnya takut pulang ke rumah. Tak pelak sejumlah orang tua wali murid pun kebingungan lantaran buah hatinya tak kunjung datang ke rumah.
“Saya ya gak terima jika anak kami diperlakukan seperti ini, apalagi sebelumnya anak-anak kami sudah mencukur rambutnya dua kali dan sudah pendek dan rapi, tapi kok masih saja dicukur begini. Seharusnya jika rambut anak-anak kami dianggap kurang pendek kan bisa diumumkan lagi ke wali murid,” ucap Lilis, salah satu wali murid, Senin (11/3/2019).
Namun sayang, hingga kini guru Arya belum bisa dikonfirmasi terkait alasan dan dasar memerintah pelatih ekstra kurikuler beladiri untuk mencukur asal rambut siswa. Pertanyaan TIMES Indonesia melalui pesan singkat juga tidak dibalas.
Sementara itu, Kabid SD SMP Dinas Pendidikan Banyuwangi, Suratno, menegaskan bahwa sanksi atau hukuman yang diberikan guru kepada siswa harus bersifat edukatif. Sedang terkait perintah Arya agar siswa dicukur, dia menegaskan bahwa itu tidak mendidik. “Itu tidak edukatif,” terang Suratno. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Faizal R Arief |
Publisher | : Rizal Dani |
Sumber | : TIMES Banyuwangi |