Peristiwa Nasional

Layat Keluarga Petugas KPPS yang Wafat, Menkes RI: Almarhum Seorang Pejuang

Rabu, 15 Mei 2019 - 22:11 | 43.42k
Menkes Nila Moeloek saat melayat ke rumah Almarhum M. Napis, petugas Pemilu 2019 di Jl. Swadaya, Duren Tiga Jakarta. (Foto: Humas Kemenkes for TIMES Indonesia).
Menkes Nila Moeloek saat melayat ke rumah Almarhum M. Napis, petugas Pemilu 2019 di Jl. Swadaya, Duren Tiga Jakarta. (Foto: Humas Kemenkes for TIMES Indonesia).

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI (Menkes RI) Nila Moeloek melayat salah satu keluarga petugas KPPS Pemilu 2019 di Jalan Swadaya Rt 07/03 Kel. Duren Tiga, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan yang meninggal usai pencoblosan. Menkes RI mengatakan bahwa almarhum adalah seorang pekerja yang ulet dan tanpa pamrih.

“Kami turut berduka cita, almarhum adalah soerang pekerja yang ulet, pekerja keras tanpa pamrih, dan atas kemauan sendiri,” kata Menkes Nila Moeloek di Jakarta, Rabu (15/5/2019).

Menkes RI disambut oleh istri almarhum yang bekerja sebagai kader Posbindu. Menurut sang istri, sebelum bertugas almarhum memeriksakan kesehatan di posbindu hasilnya semua terkontrol, termasuk penyakit diabetel mellitus yang sudah diidap sejak 2016 lalu.

Almarhum bernama M. Napis, wafat di usia 54 tahun. Menkes RI mengapresiasi tugas yang dilakukan oleh almarhum sebagai petugas Pemilu, dengan beban kerja yang berat sejak tanggal 16-18 April 2019 almarhum selalu pulang pagi hari.

Setelah tanggal 18 April, almarhum tetap mengawal proses penyelenggaraa Pemilu dengan penuh tanggung jawab. Padahal saat itu almarhum sedang menderita diabetes mellitus.

“Almarhum sudah batuk-batuk, sudah ke rumah sakit dan kembali lagi dan bekerja seperti biasa, pulang selalu pagi,” kata Menkes RI.

Sejak tanggal 18 almarhum merasa sakit, muntah-muntah kemudian berobat dan sembuh. Almarhum kembali bekerja seperti biasa.

Pada tanggal 28 April 2019 almarhum melakukan patroli ke GOR tempat penghitungan suara dan pulang dini hari. Pukul 4.15 sampai di rumah, setelah sholat subuh dada sesak, kemudian dibawa ke ICU. Saat itu kadar gulanya tinggi.

“Bapak (almarhum M. Napis) tidak tertolong lagi meningalkan ibu (istri almarhum). Kami merasa sangat prihatin dan kami katakan bapak adalah seorang pejuang untuk negara kita, bangsa kita. Patut kita mengatakan bapak adalah pejuang demokrasi, semoga Tuhan mengampuni segala kesalahan almarhum,” kata Menkes RI. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES