Kopi TIMES

Toleransi Antar Umat Beragama di Tanah Suci

Sabtu, 14 Desember 2019 - 15:14 | 253.78k
Stanislaus Riyanta, pengamat intelijen dan terorisme. (Grafis: Dena/TIMES Indonesia)
Stanislaus Riyanta, pengamat intelijen dan terorisme. (Grafis: Dena/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Konflik wilayah yang terjadi antara Palestina dan Israel tidak menurunkan sikap kerukunan antara umat beragama di wilayah tersebut. Wilayah Israel dan Palestina adalah wilayah yang menjadi sumber dari agama samawi, atau agama yang mempunyai kaitan dengan Abraham atau Ibrahim. Penyebutan wilayah Israel dan Palestina secara bersamaan dipilih karena masih ada konflik wilayah yang belum selesai terutama di daerah Jalur Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Di wilayah tersebut tiga agama samawi yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam berbagi sejarah dan teologi dengan bukti peradaban yang masih dijalankan hingga sekarang. Catatan sejarah dan situasi saat ini di Israel dan Palestina menjadi daya tarik yang kuat untuk menjadi objek kajian kerukunan antar umat beragama. 

opini.jpg

Beberapa tempat yang menjadi objek wisata religi menjadi bukti bahwa kerukunan antar umat beragama di Israel dan Palestina berjalan dengan baik. Aktifitas keagamaan berjalan dengan khusus tanpa ada gangguan, larangan atau intimidasi dari pihak lain. Kesadaran untuk menghormati kepercayaan dan aktifitas keagamaan orang lain cukup tinggi. 

Salah satu tempat yang menjadi ikon penting peradaban Yerusalem adalah komplek kota tua. Tempat ini terkenal dengan Masjid Al-Aqsha, Kubah Shakhran, Tembok Ratapan, dan Gereja Makam Kudus. Dengan adanya bangunan-bangunan tersebut maka Kota Tua Yerusalem menjadi tempat yang istimewa dan relijius bagi umat Yahudi, Nasrani dan Islam. Tempat-tempat ini bisa dikunjungi oleh semua wisatawan atau umat beragama untuk menjalankan ibadahnya, tentu dengan tetap menghormati aturan dan batasan yang telah ditetapkan, termasuk untuk menghormati ritual keagamaan yang sedang dilakukan.

Kunjungan ke Kota Betlehem ada bulan Desember membawa kesan tersendiri. Kemeriahan Natal sangat terasa sekali terutama di kota Betlehem, tempat kelahiran Yesus. Di kota ini berdiri Gereja Nativity, yang pada bagian bawah bangunan adalah tempat Yesus dilahirkan. Di sebrang Gereja Nativity berdiri dengan megah Masjid Umar, antara Gereja Nativity dan Masjid Umar ditengahi bangunan Betlehem Peace Center.

Suasana malam hari di komplek Gereja Nativity sangat meriah, tidak hanya oleh umat Nasrani tetapi juga oleh umat beragama lain yang turut sukacita menyambut perayaan Natal. Pohon Natal yang menjulang megah di halaman antara Gereja Nativity dan Masjid Umar menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Kota Betlehem. Tidak ada sentimen terhadap pemeluk agama lain, apalagi larangan dan intimidasi. Kegiatan beragama berjalan dengan aman dan damai.

opini-2.jpg

Di Yerusalem terdapat Bukit Zion yang menjadi makam Raja Daud. Saat ini makam Raja Daud yang berada di lantai bawah dikuasai oleh umat Yahudi. Tidak ada larangan bagi umat beragama lain untuk mengunjungi makam Raja Daud meskipun umat Yahudi aktif melakukan ritual keagamaan di sekitar makam Raja Daud. Uniknya bagian atas dari makam Raja Daud adalah bangunan yang menjadi tempat Yesus melakukan perjamuan terakhir dengan murid-muridnya. Tempat ini tentu menjadi salah satu kunjungan favorit bagi pemeluk agama Nasrani, walaupun umat dari agama lain yang berkunjung juga tidak sedikit. Di komplek makam Raja Daud dan tempat Perjamuan Terakhir Yesus ini akan ramai dikunjungi oleh umat Yahudi, Nasrani dan Islam, tanpa ada konflik dan perdebatan yang bersifat memecah belah.

Tidak hanya itu, banyak obyek-obyek penting yang bisa menjadi tujuan wisata reliji di sektar Israel dan Palestina seperti di kota Tiberias dengan obyek wisata religi seperti Kapernaum, Gereja Tabgha, Bukit Sabda Bahagia, dan Gunung Tabor. Kota Nazaret juga memberikan destinasi pilihan terutama untuk melakukan napak tilas kehidupan Yesus karena di kota Nazareth Yesus dibesarkan. Objek yang bisa dikunjungi seperti The Church of The Annunciation yaitu tempat di mana Maria menerima kabar gembira dari Malaikat Gabriel dan Gereja Santo Yosep, yang pernah menjadi tempat tinggal Santo Yosep. Tidak jauh dari Nazaret terdapat Kota Kana yang menjadi tempat Yesus melakukan mukzijat mengubah air menjadi anggur yang sekarang ditandai dengan sebuah Gereja. Di kota ini wisatawan dapat membeli wine dengan pilihan mengandung alkohol dan tanpa alkohol.

Di Kota Hebron yang berjarak 30 km dari Kota Yerusalem, terdapat Masjid yang dikenal dengan nama al-Haram al-Ibrahim yang menjadi Makam Nabi Ibrahim, Nabi Ishak, dan Nabi Yakub. Kota Hebron dikenal dengan Kota Tiga Nabi. Kota Hebron menjadi salah satu kota yang terkena imbas dari konflik Israel-Palestina. Komplek Masjid Ibrahim dijaga ketat oleh otoritas Palestina, namun para wisatawan tetap dapat mengunjunginya walaupun harus melewati beberapa tempat pemeriksaan.

Meskipun di sekitar Tanah Suci menjadi wilayah konflik antara Israel dan Palestina namun toleransi antar umat beragama tetap terjalin dengan baik. Masyarakat memisahkan antara urusan agama dengan politik atau masalah agama dengan konflik wilayah. Masyarakat di di Kota Suci dan sekitarnya tetap hidup berdampingan dan menjalankan ibadahnya dengan baik tanpa adanya gangguan dari pemeluk agama lainnya.

 

*) Penulis: Stanislaus Riyanta, pengamat intelijen dan terorisme

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES