Fenomena Bansos Bergambar, Ini Kata Bawaslu dan Pengamat

TIMESINDONESIA, PALEMBANG – Ketua Bawaslu Sumsel Iin Irwanto, ST, MM menggambarkan fenomena politisasi bantuan sosial (Bansos) jelang Pilkada serentak.
Menurutnya ada tiga bentuk yakni bansos yang dilabeli kepala daerah, bansos yang dilabeli simbol-simbol politik dan pemberian bansos bukan atas nama pemerintah, tetapi nama pribadi kepala daerah.
Advertisement
Terkait hal tersebut, Bawaslu Sumsel mengimbau kepada bupati dan wakil bupati untuk tidak mempolitisasi bansos, karena tidak etis.
"Kami mengimbau kepada bupati dan wakil bupati silahkan saja untuk mendistribusikan bansos sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," ujar Alumni Unsri ini diacara Diskusi Rutin IKA FISIP Unsri secara Daring, Senin (11/5/2020).
Mahasiswa S3 FE Unsri ini juga meminta petahana Kepala Daerah untuk tidak mempolitisasi bantuan sosial (bansos) ditengah Wabah Covid-19.
"Walau secara aturan tidak melanggar karena belum ada penetapan pasangan namun secara norma kurang etis," ujar Eks Ketua HIMBA ini.
Dia menambahkan ada UU No 10 tahun 2016 tentang Pilkada Gubernur, Bupati dan Walikota terutama pasal 71 (1) dan (3) serta 73 (1) yang mengatur larangan petahana menggunakan kewenangan untuk kepentingan politik 6 bulan sebelum penetapan paslon yang mungkin jadi bahan pertambangan soal ini.
"Tapi hal ini perlu penelusuran mendalam mengingat ada penundataan tahapan karena Covid-19," terang Iin.
Sementara, Ketua Forum Demokrasi Sriwijaya Bagindo Togar menilai fenomena bansos bergambar menunjukan kurangnya kepekaan sosial ditengah situasi pandemi.
"Justru ini bisa ajang blunder jelang Pilkada yang tadinya untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas bisa sebaliknya," ungkap Eks Ketua Umum IKA FISIP Unsri ini.
Gindo mengatakan secara aturan tidak ada yang dilanggar tapi secara norma tidak etis dan upaya menutupi kekurangannya.
"Seharusnya jika ingin tingkatkan popularitas-elektabilitas lakukan dengan prestasi kerja, sebagai petahana tunjukan kepada masyarakat dengan prestasi,"ujar Alumni FISIP Universitas Sriwijaya ini.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : Palembang TIMES |